Air Mata Pelatih Wushu Jatim Tumpah Dipelukan Atlet

Air Mata Pelatih Wushu Jatim Tumpah Dipelukan Atlet

MERAUKE (WartaTransparansi.com) – Usai menyaksikan penampilan pasangan Natalie Chirselda Tanasa/Benedicta Rafaella di nomor duilien putri, pelatih Wushu Jatim Sherly Hudiono terlihat berlari kecil keluar dari gedung pertandingan di GOR Dispora Mearauke, Minggu (3/10/2021).

Di halaman GOR, Sherly yang mengenakan jaket kontingen Jatim, dengan celana pendek berwarna hitam dan sepatu coklat mudah, rupanya sedang menunggu kedua atlet yang baru saja tampil. Sesekali ia tampak mengusap matanya yang sudah basah. Bukan air mata kesedihan, tapi lebih karena bahagia.

Sherly tampak tak sabar menunggu. Saat kedua atlet putri itu muncul dari pintu keluar gedung pertandingan, Sherly langsung menyambutnya dengan pelukan. Pelukan kemenangan, pelukan bahagia yang berulangkali atas keberhasilan meraih medali emas yang ke enam. Semua terbawa dalam suasana haru.

Mereka pun langsung menuju ke GOR Head Sai tempat pemanasan para atlet yang bersebelahan dengan GOR Dispora. Sambutan hangat sesama atlet dan ofisial Jatim menggema di dalam gedung. Mereka saling memberikan ucapan selamat dan pelukan bahagia.

Betapa tidak, tim wushu yang membawa target lima medali emas, ternyata membuat sejarah dengan mencetak enam medali emas, empat perak, lima perunggu (dua dari nomor taolu, tiga sanda) dari 23 nomor yang dipertandingkan.

“Puji Tuhan banget pokoknya, kita bisa maksimal. Melampaui target lima medali emas. Ini berkat doa kita semua. Saya terharu melihat anak-anak tadi. Mereka luar biasa. Perolehan enam medali emas ini adalah pemberian Tuhan,” kata Sherly dengan suara bergetar. Nampak jelas kedua matanya masih rerlihat basah.

“Mereka latihannya udah benar-benar maksimal. Jadi lihat anak-anak bisa main sampai kayak gini senang banget gak mikir yang lain. Mereka main sudah sangat luar biasa, puji Tuhan seneng banget,” tuturnya.

Bagi Sherly, keberhasilan tersebut merupakan buah dari kerja keras atlet yang selama ini terus berlatih tanpa kenal lelah dan kata menyerah. Paling penting, bagaimana para atlet dapat menenangkan dirinya agar tidak terbebani saat tampil.

“Mereka percaya bahwa hasil itu tidak menghianati kerja keras. Jadi terakhir kita mau tanding itu apa adanya. Ya, kita latihan ya itu kita mainkan. Kita tidak memikirkan berapa nilai yang akan diperoleh, dapat nilai ya Tuhan yang nentuin. Jadi mereka bermain apa adanya. Kalau punyanya kita ya punyanya kita. Kalau punyanya orang ya punyanya orang. Itu aja,” bebernya.

Sherly juga menyebut bahwa keberhasilan juga tak lepas dari besarnya dukungan KONI Jatim dalam mendukung prestasi Wushu saat ini.

“Dukungan KONI paling besar sangat luar biasa, kita butuh apapun Pak Erlangga (Ketua KONI Jatim) dan Pak Nabil (Ketua Harian KONI Jatim) selalu cukupin anak-anak butuhnya apa. Terus selalu kalau ada apa-apa saya bisa ngomong sama beliau-beliau dan selalu ada solusi buat kita,” ujarnya. **