Dedengkot Sepakbola Surabaya Muhammad Barmen Berpulang

Dedengkot Sepakbola Surabaya Muhammad Barmen Berpulang

Nama Moh Barmen kondang sejak membawa Assyabaab (amatir) pada awal tahun 1980 final klub amatir bertemu dengan klub Jayakarta Jakarta. Bahkan sejak itu kedekatan almarhum Aba Moh dengan tokoh sepakbola nasional dan pemilik Klub Arseto tidak disangsikan lagi.

Dari tangan dingin almarhum melahirkan sejumlah pemain hebat seperti Moh Sofie, Hamid Asnan, Hartono, Harmadi, Subangkit, Aries Sianyakit, Yongki Kartanya, (almarhum) Salim Barmen, Yusuf Money, M. Syafi’i, Nahji, Putut Widjanarko, dan sejumlah pemain nasional.

Aba Moh sudah menghabiskan waktu sebagai pegawai negeri (ASN, sekarang) di Departemen Keuangan atau Kantor Pajak, kemudian menekuni usaha dagang kain di rumahnya.

Semangatnya tidak pernah luntur dalam membina sepakbola hingga akhir hayat. Selalu kritis dan blak-blakan sehingga komentar Aba Moh selalu menjadi judul halaman olahraga.

Dunia sepakbola Surabaya dan nasional, kehilangan dedengkot sejati sepakbola dengan motivasi luar biasa. Rasanya sulit mencari sosok tang siap berkorban waktu, tenaga, pikiran dan dana, seperti almarhum.

Dunia sepakbola nasional kehilangan tokoh dengan begitu piawi tetap teguh pendirian dan membina sepakbola dari kampung Arab Ampel, membina Assyabaab dengan pemain tanpa memandang suku, ras, dan agama. Sebuah khazanah serta identitas kemajemukan cukup mahal dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dalam berbangsa, bernegara, berolahraga, dan beragama. Selamat jalan Aba Moh, insyaAllah tetap menimang-nimang bola di surga. (*)