SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Innalillahi wa innailaihi roji’un, telah pulang ke rahmatullah tokoh sepakbola Surabaya dan nasional, pemimpin tertinggi klub legendaris Assyabaab Surabaya, Haji Muhammad Bin Salim Barmen, Selasa (17/8/2021) sekitar pukul 10:00 di rumah duka Jl KH Mas Masyur 120 Surabaya.
Haji Muhammad Bin Salim Barmen kembali ke rahmatullah pada usia 86 tahun (6 Juni 1935 – 17 Agustus 2021). Almarhum populer dipanggil “Bang Moh” kemudian setelah menunaikan ibadah haji populer dengan panggilan “Aba Moh”. Di dunia sepakbola merupakan dedengkot sepakbola Surabaya dan nasional.
Dedengkot menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah orang yang menjadi tokoh (pemimpin) dalam suatu perkumpulan dan sebagainya, baik dalam arti yang baik maupun yang buruk.
Aba Moh telah berpulang meninggalkan dunia sepakbola dengan hiruk pikuk dan pernyataan tegas dan kontrovesial sangat piawi. Bahkan selalu mewarnai berita-berita hangat antara tahun 1980 – hingga tahun 2005 di Persebaya, dan perkembangan sepakbola nasional sebelum akhirnya mengambil jalan tidak mendukung ketidakadilan pelaksanaan kompetisi internal Persebaya karena dianggap merampas hak Assyabaab.
Aba Moh terkenal dengan pernyataan kontroversial dengan mempopulerkan pertandingan sepakbola sudah diatur “P4 Kompak”, istilah ini muncul ketika zaman Orde Baru dan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) masih menjadi semacam kewajiban setiap warga negar mengikuti penataran ketika itu, seperti syarat vaksin pada mas pandemi Covid-19 saat ini.
P4 di dunia sepakbola khusus di stadion Tambaksari Gelora 10 November Surabaya dan lapangan Karanggayam (lapangan Persebaya), yaitu Pemain, Pelatih, Pengadil, dan Pejudi Kompak. Istilah ini sangat populer ketika pertandingan
mencederai “fair play”.
Aba Moh terkenal dengan “puasa komentar” ketika memasuki bulan suci Ramadhan, sehingga pernyataan tegas dan blak-blakan yang biasa ditunggu-tunggu wartawan tidak keluar dari dedengkot sepakbola Surabaya dan nasional ini.