JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Dalam sehari Pemerintah Indonesia menerima vaksin dari masing masing 1,4 juta dosis vaksin Sinopharm yang datang pada siang dan malamnya 3,4 juta dosis vaksin AstraZeneca yang berasal dari COVAX Facility, S. Sehingga total vaksin multilateral dari pengiriman ke-8 yang telah tiba di Indonesia sebesar 14.704.860 dosis.
“Dengan tibanya vaksin AstraZeneca sejumlah 3.476.400 dosis dari Covax Facility, Indonesia telah mengamankan vaksin sejumlah 137.611.540 dosis vaksin baik dalam bentuk bahan baku (bulk) maupun vaksin jadi,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Selasa (13/7).
Dia menambahkan, dalam beberapa hari kedepan, Indonesia juga akan menerima vaksin melalui skema dose-sharing, yaitu dari AS – jalur multilateral/COVAX Facility, dan dari Jepang (jalur bilateral).
Menlu Retno menyebut, tantangan yang dihadapi COVAX adalah pasokan vaksin, yang pada akhirnya menyebabkan keterlambatan pengiriman vaksin COVAX, termasuk ke Indonesia. Hal ini juga dibahas dalam pertemuan ke-5 Covax AMC Engagement Group pada Senin (12/7/2021) yang dipimpin Menlu Retno.
“Ditengah semua tantangan tersebut, COVAX terus bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara, terutama negara berkembang dapat terus ditingkatkan,” tegasnya.
Menlu Retno berharap pasokan vaksin akan lebih baik pada bulan September, Oktober dan kedepannya. Kenaikan pasokan dari COVAX Facility juga dimungkinkan dengan telah dilakukannya kerja sama antara GAVI dengan Sinovac dan Sinopharm yang telah memperoleh Emergency Use Listing (EUL) dari WHO.
Sementara itu, mekanisme dose-sharing di COVAX Facility juga tengah didorong, dan diharapkan dapat membantu distribusi vaksin ke negara dunia. Melalui mekanisme COVAX Facility, hingga akhir 2021 telah terdapat komitmen dose-sharing sekitar 300 juta dosis.
Meskipun dunia telah memvaksinasi hampir 3,5 miliar dosis vaksin atau mendekati 44% populasi dunia, namun menurut Menlu Retno, akses terhadap vaksin dunia masih tidak merata.