Tradisi Halal bi Halal ini kemudian diteruskan hingga sekarang, yang dalam trilogi Ukhuwah Nahdhatul Ulama’ dikenal dengan ukhuwah Islamiyah (pesaudaraan sesama musim), ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia tanpa mandang agama), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaran kebangsaan), dalam rangka momen untuk saling maaf memaafkan antara satu dengan yang lain. Hal demikian sesuai dengan firman Allah yang artinya.
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”, (Ali Imron ayat, 133)
Ada pula hadith nabi yang artinya “ Setiap anak cucu Adam terdapat banyak kesalahan, dan sebaik-baik orang salah adalah orang-orang yang mau bertaubat.(HR, Sunan Ibnu Majah, Maktabah Syamilah, Juz, 2. Hal: 1420).
Tradisi Halal bi Halal di Indonesia ini, dilakukan saat Idul Fitri tiba, saling anjang sana, silaturrahmi, saling memaafkan, sang anak minta maaf kepada orang tuanya, adik mengawali minta maaf kepada yang lebih tua, serta ber anjang sana ke tetangga dan saudara-saudara yang dekat atau yang jauh.
Pada hari Idul Fitri juga diadakan silaturahmi kepada para Kiyai, Ibu Nyai yang dijadikan uswah atau teladan unuk mohon maaf, dan permohonan doa agar kehidupannya senantiasa sehat, selamat dan penuh barokah.
Mengapa Riyoyo Kupat ?
Setelah menjalankan puasa sat bulan penuh, masuk pada hari raya “ Idul fitri “ umat Islam memiliki tradisi unik setelah satu minggu lebaran (hari ke tujuh bulan syawal), yaitu menamakan riyoyo kupat atau lebaran ketupat. Tradisi ini sangat kental akan akulturasi (percampuran) budaya jawa dan kebiasaan umat Islam dalam menyambut hari raya Idul Fitri.
Sangat bisa dipahami mengingat Islam di Indonesia berkembang di daerah ini melalui akulturasi budaya yang ajarannya dibawa wali songo (wali sembilan).
Tradisi riyoyo kupat ini, diawali dengan mengadakan tahlil, doa, dan sedikit ceramah agama di masjid atau musholla di sekitar lingkungan rumah. Orang yang datang pun biasanya membawa makanan kupat (ketupat) yaitu makan terbuat dari beras yang dibungkus dengan janur , yang bentuknya segi empat atau segi tiga.
Ada pula makanan yang namanya lepet makanan yang terbuat dari ketan dan dibungkus dengan janur, yang akan disantap bersama setelah acara tahlil dan doa.
Ketupat menyimbolkan bagaimana seharusnya manusia bisa hidup dengan rukun tetangga yang baik. Ikatan antara daun kelapa menyimbolkan persatuan antar warga harus kokoh seperti sampul pada ketupat. Beras atau nasi itu diibaratkan masalah yang akan dihadapi, apabila sampulnya rapat maka beras atau nasi sebanyak apapun dan seberat apapun pasti bisa diatasi.
Hal itu juga berarti apabila persatuan antara masyarakat kuat tentunya masalah sebesar apapun pasti bisa diatasi. Sehingga hasilnya akan tercipta kesejahteraan sosial yang dilambangkan ketupat yang masak.
Sunan Kalijaga menganalogikan hari raya ketupat sebagai bagian mengakui kesalahan dalam empat tindakan. Kupat adalah ngaku lepat dan laku papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan, laku papat artinya empat tindakan. Laku papat itu empat tindakan dalam perayaan lebaran, empat tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan dan laburan.
Lebaran memiliki arti usai atau berakhir, yang menandakan selesainya masa berpuasa dalam bulan Ramadhan dan kesiapan menyongsong kemenangan. Luberan bermakna meluber atau melimpah, sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin.
Leburan maknanya adalah habis dan melebur, maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur. Laburan berasal dari kata labur atau kapur, maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.
Ketupat menjadi simbol maaf bagi masyarakat Jawa, yaitu ketika seseorang berkunjung ke rumah kerabatnya, mereka akan disuguhkan ketupat dan diminta untuk memakannya. Apabila ketupat tersebut dimakan, otomatis pintu maaf telah dibuka dan terhapuslah segala yang pernah khilaf antar sesama manusia.
Selamat Idul Fitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin, semoga tadarus, tarawih, dan ibadah yang lain di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT Semoga berkah lailatul Qadar di bulan Ramadhan, dan Idul Fitri di bulan syawal ini, dosa kita diampuni oleh Allah SWT serta menadapat ridho-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin***