MUDIK, BUDAYA YANG MENG-AGAMA

MUDIK, BUDAYA YANG MENG-AGAMA
HM. Zahrul Azhar As’ad, Sip, Mkes.

Mudik adalah tradisi atau budaya yang lahir dari ruh dan jiwa jiwa yang masih memiliki rasa dahaga akan pentingnya ke”kita”an yang sudah tidak populer lagi dimasyarakat barat, serta sama sekali tidak bertentangan dengan nilai nilai agama Islam, bahkan hukumnya bukan hnya mubah tetapi bisa juga sunah jika benar benar diniati membangun dan mempererat tali silaturahmi.

Sudah dua kali lebaran kita tidak bisa menjalankan tradisi mudik ini dengan normal, alasan kesehatan dan keselamatan nyawa menjadi pertimbangan utama, didalam Islam menjaga anugerah dari Alloh SWT adalah wajib hukum nya sebagai pengejawantahan dari rasa Sukur kita kepadaNya. Islam sangat menghargai tiap tiap nyawa karena Islam adalah agama yang penuh Rahmah.

Didalam berislam pun kita diajarkan untuk taat kepada pemimpin kita dalam mengurus rakyatnya, kita harus memilik sangka baik dari apa yang telah diputuskan oleh pemimpin kita, walau kenyataannya masih ada saja inkonsistensi dalam praktek dilapangan yang kadang membingungkan kita, yakinlah setiap apa yang kita lakukan jika didalam nya ada niat baik untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi bersama sama maka insy pasti ada manfaatnya.

Jika kita menghukumi bahwa mudik adalah bagian dari kegiatan beragama dan jika pun dihukumi sunah karena kelebihan kelebihannya maka menjaga keselamatan nyawa itu hukumnya adalah wajib, seperti halnya dalam kutipan ayat 32 surat al maidah :

‎…. وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا…..

….Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia…..

maka mari ikut anjuran pemerintah dengan menjaga 5 M dengan juga mengurangi pergerakan dan mobilitas yang “berlebihan” dimasa pandemi. Mari simpan energi kita untuk berdoa dan berikhtiar agar 1 atau 2 tahun kedepan kita bisa menikmati asyiknya mudik bertemu dengan handai taulan tanpa barier apapun.

Semoga tidak adalagi yang mengkait-kaitkan kebijakan larangan mudik ini seakan sebagai upaya pihak tertentu dalam rangka penjauhan umat Islam dengan agamanya. Saatnya kita tetap membangun “kekitaan” kita walau dengan keterbatasan yang ada. Semoga Alloh mengganjar “pengorbanan” kita ini berupa keberkahan dan umur panjang kepada kita dan orang orang yang kita cintai sehingga masih bisa bersilaturahmi dikemudian hari *** (Penulis adalah Dewan Penasehat Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jatim)