Hari Kemenangan Itu Adalah “Idul Fitri”

Kajian Ramadhan, Diasuh Univ. Darul Ulum Jombang (26)

Hari Kemenangan Itu Adalah “Idul Fitri”
Oleh Dr. H Abdul Rouf, M.Ag

Dengan Zakat Fitrah yang sesuai dengan tuntunan syari’ah,  kita berharap puasa selama bulan Ramadlan 1442H ini bisa sempurna dan lebih baik dari puasa dibulan Ramadlan sebelumnya.

Satu Riwayat Hadits Rasulullah saw tentang pentingnya pasrah dan menyerahkanm shodaqah, infak dan  zakat kita kepada para pengelola(panitia) zakat harta benda atau zakat fitrah, yang merupakan ibadah kepada Allah dan ibadah social. Hadits tersebut adalah : al-shodaqatu taqa’u fi yadi al-Rahman qabla an taqa’a fi kaffi al-Faqir : Sedekah (zakat) itu jatuh ditangan Allah swt yang maha Pengasihsebelum jatuh ketangan orang fakir”.

Ibarat seorang Muzakki sedang menyerahkan zakatnya ke Panitia (‘Amil Zakat), pahalanya sudah ditulis oleh Allah swt, walapun distribusi barangnya masih menunggu dan belum sampai kepada orang-orang yang berhak menerimanya. 

  1. ‘Idul Fitri 

Idul Fitri berasal dara bahasa arab yaitu ; ‘id dan al-fithri. Kata ‘id terambil dari kata ‘aad-ya’idu, ‘aad-ya’udu yang berarti kembali, kembali ketempat atau keadaan semula.

Iniberarti bahwa sesuatu itukembali pada mulanya berada pada suatu keadaan, tempat, kemudian meninggalkan tempat atau keadaan itu, lalu kembali dalam arti ke tempat dan keadaan semula. Kata al-Fithru dalam bahasa arab berarti asal kejadian, agama yang benar, kesucian.

Dalam pandangan al-Qur’an, asal kejadian manusia adalah bebas dari dosa dan suci, dan dalam salah satu sabda Kanjeng Nabi Muhammad Saw, : Tidak ada kelahiran bayi kecuali lahir dalam keadaan fitrah (muslim). Lalu kedua orang tuanya yang akan menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi. (HR. Muslim). 

Makna al-fitrah juga merujuk pada keadaan manusia saat baru diciptakan (khilqah). Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat al-Rum  ayat 30  Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah SWT ; (tetaplah atas) fitrah Allah SWT yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.”

‘Idul Fithri antara lain bermakna kembalinya manusia kepada keadaan sucinya,  atau keterbebasannya dari segala dosa dan noda sehingga dengan demikian ia dalam kesucian. Dosa-dosa manusia, kesalahan memang bisa mengakibatkan manusia bergeser untuk menjauh dari keadaan semula. Baik kedekatannya dengan al-Khaliq atau dengan al-makhluq

Allah berfirman dalam surah al-Baqarah 02;185 ; “ dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah swt atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur

Ungkapan rasa syukur setelah menyelesaikan ibadah Puasa Ramadlan dan melaksanakan zakat fitrah adalah melantukan kalimat takbir dan tahmid dalam rangka mengagungkan nama Allah yang telah memberikan anugerah bulan Ramadlan kepada orang-orang yang beriman dan melaksanakan dengan selalu mengharapkan pahala dari Allah swt semata. 

Sholat ‘Idul Fitri pada tanggal 01 Syawwal merupakan bentuk ungkapan rasa syukur orang-orang yang beriman yang telah telah menjalankan puasa Ramadlan selama satu bulan, dengan berbagai rintangan dan godaan, dengan selalu melantunkan kalimat Takbir dan Tahmid mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadlan. 

Sayyidah ‘Aisyah ra berkata, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad saw bersabda: ‘idul fithri adalah waktunya orang-orang berbuka puasa, dan idhul adha adalah waktunya orang-orang berkorban (HR al-Tirmidzi).

  1. Kosong-kosong

Ungkapan kosong-kosong seringkali diungkapkan oleh seseorang yang ingin mengungkapkan pemberian ma’afnya kepada orang lain sebelum ia memohon ma’af atas dosa yang pernah ia lakukan, sebab Allah berfirman dalam Q.S al-Taghabun 64;14) : “Apabila kamu mema’afkan dan melapangkan dada serta melindungi, sesunggahnya Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang “ 

Makna melapangkan dada (al-Shafh) yang sering diartikan dengan saling berjabatan tangan (al-Mushafahah), bisa jadi pada saat pandemic Covid -19 ini , kita mencoba untuk mengembalikan ke makna saling melapangkan dan meluaskan dada (legowo-jw) untuk saling mema’afkan kesalahan walaupun tidak selalu dengan berjabatan tangan. 

Minal ‘Aidin wal Faizin, mohon ma’af lahir dan bathin

Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya Karim, fii kulli ‘amin wa antum bikhairin ..

Semoga kita dimasukkan oleh Allah swt golongan orang-orang yang selalu istiqamah dalam beribadah, orang-orang yang kembali fitrah dan orang-orang yang beruntung (Ashabul jannati hum al-FaizunPenghuni Surga adalah orang-orang yang beruntung) Q.S.03;185. Amin ya rabbal’Alamin…(Penulis adalah Dosen Pasca Sarjanan Magister Agama Islam Universitas Darul Ulum Jombang//email : [email protected]