Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial RI itu juga memberikan dukungan penuh kepada Bupati Indrata dan Wakil Bupati Gagarin terhadap program yang akan diambil untuk memajukan Kab. Pacitan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Indeks Gini Kab. Pacitan dari 2019-2020 menunjukan penurunan ratio. Tercatat pada 2019 berada pada 0,371 % dan turun menjadi 0,325 % pada 2020. Itu artinya ketimpangan sosial di Pacitan makin kecil. Hal itu juga berseiring dengan rendahnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab. Pacitan sebesar 2,02 %. Ini merupakan TPT terkecil se Jatim.
Masih dalam paparannya, Khofifah juga menjelaskan soal bagaimana pentingnya penguatan daya beli masyarakat. Karena pada dasarnya perekonomian di Jatim terkontribusi oleh konsumsi masyarakat sebesar 60,04 %.
Tak hanya kepada Bupati dan Wakil Bupati Pacitan terpilih, Gubernur Khofifah juga meminta kerja keras Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan dalam hal penanganan stunting.
Pasalnya, menurut bulan timbang pada Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) per Agustus 2020, prevalensi stunting Kab. Pacitan berada pada angka 34,47. Sementara angka tersebut masih jauh di atas rata-rata Jawa Timur yang berada pada angka 26,86.
Melihat kondisi itu, Khofifah meminta perlu adanya perhatian khusus. Kendati soal Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) Kab. Pacitan terpantau rendah dari daerah lainnya.
“Stunting di Pacitan ini yang harus dijadikan PR (Pekerjaan Rumah). Ikannya pacitan luar biasa, bisa jadi supply gizi yang bagus bagi masyarakat,” pesan Gubernur Khofifah.
Sementara itu, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengatakan, proses pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Pacitan pada 28 April 2021 yang lalu menjadi titik awal pengabdiannya kepada masyarakat Pacitan.
“Pengabdian seorang pemimpin kepada masyarakatnya seperti pengabdian yang dicontohkan oleh pemimpin sebelumnya yakni dengan prinsip mengutamakan rakyat,” ungkapnya.
Bupati Indrata berharap dan berkomitmen untuk berikhtiar melayani masyarakat. Dirinya tidak menginginkan keinginan tersebut hanya sebatas semboyan semata.
“Akan tetapi menjadi sebuah semangat bekerja bagi kepentingan masyarakat sekaligus sebagai pengingat dalam sebuah kebijakan yang akan diambil rakyatlah harus diutamakan,” ujarnya.
Tantangan ke depan, lanjut Indrata yakni masih tingginya angka kemiskinan sebesar 14.54 % pada 2020. Dimana angka tersebut diatas rata-rata provinsi Jatim yaitu 11.09 % pada Maret 2020. Untuk itu, Pemkab Pacitan akan berupaya menghadirkan kebijakan yang mampu memenuhi basic need dan kebutuhan dasar masyarakat Kab. Pacitan.
“Perlu lompatan-lompatan besar untuk mengejar ketertinggalan Pacitan dari kabupaten/kota lainnya. Bukan lagi birokrasi bekerja dengan pola-pola linier, monoton dan terjebak pada zona nyaman. Saatnya Pacitan bangkit lebih baik dengan perhatian dan dukungan dari Ibu Gubernur terhadap seluruh program-program dan kegiatan yang telah direncanakan,” tutupnya. (*)