“Tantangan jangka panjang adalah, bagaimana menyiapkan infrastruktur produksi ayam mulai dari penyiapan bibit DOC, pakan, kandang dan proses pembesaran lain hingga pasca panen menjadi efisien dengan produktifitas yang tinggi. Sehingga persoalan harga pada persaingan harga ayam dapat diatasi. Peternak untung, konsumen dapat gembira dengan harga daging ayam terjangkau dari produksi dalam negeri,” katanya.
Tetapi, lanjut Akmal, dalam jangka pendek ini, bagaimana upaya pemerintah untuk dapat melindungi dan membantu para peternak ayam rakyat yang akan menghadapi serangan importasi daging ayam ini.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga meminta agar pemerintah dalam waktu dekat dapat serius membangun industri pakan nasional untuk berbagai kebutuhan peternakan tanah air. Sumberdaya bahan baku negara ini sangat baik untuk memasok pakan peternakan, hanya saja bagaimana industrinya dapat terbangun dengan baik untuk memenuhi peternakan skala industri.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengingatkan kepada pemerintah, bahwa sesungguhnya industri peternakan ayam di Brazil dapat menghasilkan daging ayam melimpah dengan harga murah itu akibat campur tangan pemerintahnya. Banyak subsidi diberikan dan ketika produksi melimpah negaranya campur tangan untuk menampung produksinya dengan stabilitas harga di tingkat petaninya.
“Hingga saat ini belum ada terdengar intervensi pemerintah terhadap regulasi tataniaga ayam yang menguntungkan peternak ayam dalam mengantisipasi masuknya daging ayam dari Brazi ini. Begitu juga regulasi terhadap tataniaga pakannya yang dibiarkan natural sehingga lonjakan harga pakan terus terjadi. Pemerintah jangan jadi penonton saja melihat peternak ayam lokal babak belur,” tutup Akmal. (wt)