SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Ancaman cuaca ekstrem berdasarkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa posisi siklon tropis hingga Sabtu (17/4/2021) masih berada di perairan Samudera Pasifik, tidak perlu ketakutan apalagi hingga menimbulkan berbagai pemikiran dan meramalkan kemungkinan negatif.
Bahwa sesuatu bakal terjadi baik maupun buruk, akibat cuaca ekstrem hal itu sudah lumrah. Sebab setiap ancaman berbagai hal diluar kemampuan dan jangkauan berpikir manusia, maka sebaiknya diserahkan kepada Allah SWT.
Menyikapi dengan pasrah (menyerahkan urusan diluar kemampuan kepada Allah SWT), dan berbuat baik atau paling tidak berpikir baik tentang berbagai kemungkinan itu, lebih tepat guna menjaga keimanan dan terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Mengapa? Allah SWT sudah memberikan penegasan pada surat Al Baqarah (ayat 284), “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Dengan berpikiran tentang kebaikan dari berbagai kemungkinan, paling tidak ada hikmah terkandung dari berbagai ancaman cuaca ekstrem dan buruk, sehingga kewaspadaan dan selalu berhati-hari terhadap berbagai kemungkinan akan membuat suasana lebih tenang dan siap menerima hasil apapun.
Apalagi pada ayat 285 Allah SWT lebih tegas menyatakan, “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
Dari dua ayat surat Al Baqarah di atas, paling tidak memberikan pencerahan bahwa segala sesuatu ketika sudah menjadi peristiwa ghaib dan diluar kemampuan manusia mencegah apalagi melawan, kecuali hanya menyikapi dengan waspada dan hati-hati, maka belajar mengimani semua peristiwa dengan sungguh-sungguh beriman.
Bahkan ayat terakhir surat Al-Baqarah telah mengingatkan,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.
Maka berbagai kemungkinan jika terjadi setelah sudah dilakukan ikhtiar dengan maksimal, juga berbagai upaya untuk menyerahkan semua urusan kepada Allah SWT, maka jika terjadi sesuatu, insyaAllah Allah SWT tetap memberikan hikmah terbaik, dan menolong dengan menjaga keimanan dan keyakinan akan kebenaran bahwa semua peristiwa itu hanya terjadi karena kehendak Allah SWT semata.