Oleh : Dr. M.Luthfi Husni, S.H,M.Hum
Suatu saat, Abu Umamah datang menghadap Baginda Rasulullah SAW, lantas mengajukan pertanyaan, “suruhlah aku mengerjakan suatu amalan yang memasukkan aku kedalam surga,’ Rasulullah memberitahu, “Tetaplah engkau berpuasa karena puasa itu tidak ada bandingannya.’ Kemudian pada waktu yang lain, aku sowan menghadap beliau lagi, maka beliau bersabda, “Tetaplah engkau berpuasa !’’. (HR.Ahmad, Nasa’I dan Hakim).
Sebagian pendapat, memaknai bahwa yang dimaksud dengan puasa yang tiada bandingannya itu adalah puasa Ramadhan. Sekarang kita telah memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh dengan berkah dari Allah SWT, keberkahan yang akan ditebarkan kepada selurh hamba-Nya yang mukmin yang menghendakinya. Bulan yang memiliki sejumlah keistimewaan dan kemuliaan dintaranya :
- Diturunkannya Kitab Suci Al-Qur’an Kariem
Pada bulan itu, sebagaimana dinyatakan bahwa “Bulan Ramadhan, (adalah) bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur‟an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS.2:185)
- Adanya Peluang Lailatul Qodar.
Sebagaimana dinyatakan bahwa,“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur‟an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu, apakah malam kemuliaan itu ? Malam Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS.97:1-3)
- Adanya Peluang Pembebasan dari Api Neraka
Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sungguh disetiap kali (waktu) berbuka Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka dan itu terjadi disetiap malam” (HR. Ibnu Majah, Ahmad, Tabrani, dan Baihaqi)
- Disiapkannya Pintu Ar-Rayyan
Allah SWT membuatkan pintu khusus (di surga) untuk ahli puasa, yang (pintu itu) tidak bisa dimasuki oleh-oleh golongan lain. Sahal bin Sa’ad menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “orang-orang yang berpuasa memiliki 1 pintu di surga yang bernama Ar-Rayyan. Tidak ada yang memasuki (surga) melalui pintu itu selain mereka. Apabila ahli puasa terakhir telah masuk, pintu itupun ditutup. Barangsiapa memasuki
(surga) melalui pintu itu, ia akan minum dan barangsiapa yang minum ia tidak akan dahaga selamanya” (HR. Nasa’i)
- Dikabulkannya Do’a
Do’a orang-orang yang berpuasa akan dikabulkan-Nya. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “ (ada) tiga do‟a mustajab yaitu do‟a orang yang berpuasa, do‟a orang yang teranianya, dan do‟a orang yang berpergian” (HR Baihaqi dan lainnya)
- Perisai Pelindung dari Api Neraka.
Puasa (Ramadhan) merupakan perisai yang dipergunakan seorang hamba untuk melindungi diri dari neraka. Rasulullah SAW bersabda “puasa adalah perisai yang digunakan hamba untuk melindungi diri dari neraka” (HR.Ahmad)
- Memiliki Nilai Ibadah yang Sangat Istimewa.
Allah SWT mengistimewakan ibadah puasa diantara ibdah-ibadah yang lain. Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman “setiap amalan manusia adalah untuknya keculai puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun demikian penyambutan terhadap kehadiran bulan suci Ramadhan yang membawa berkah dengan sejumlah keistimewaan dan kemuliaannya itu, terbelah menjadi tiga golongan.
Pertama golongan orang yang rindu kepada bulan Ramadhan. Yaitu golongan orang yang selalu menantikan kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kesabaran, dan semakin senang rasanya saat bulan Ramadhan benar-benar tiba.
Mereka kemudian bersungguh-sungguh melakukan berbagai macam ibadah seperti puasa, sholat, tadarus al-qur’an, I’tikaf, dzikrullah, shodaqoh dan amalan ibadah lainnya. Sebagai diperintahkan Allah SWT lewat “Yaa ayyuhal ladziina aamnuu kutiba „alaikumuss shiyaam” (QS.2:183).
Inilah golongan yang terbaik. Ibnu Abbas RA menyampaikan bahwa, “Nabi SAW adalah manusia paling dermawan dalam kebaikan, dan beliau paling dermawan pada bulan Ramadhan saat ditemui Jibril.
Jibril menemui beliau disetiap malam di bulan Ramadhan hingga Ramadhan berakhir. Beliau memperlihatkan al-qur‟an kepada Jibril. Bila bertemu Jibril beliau lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus” (HR Bukhari).
Kedua: golongan orang yang menganggap biasa saja kehadiran bulan Ramadhan. Golongan kedua ini adalah mereka yang ketika bulan Ramadhan tiba menganggapnya sama dengan bulan-bulan lain mereka sama sekali tidak girang bahkan tidak merasa terpengaruh oleh kehadiran pulan puasa Ramadhan dari awal hingga berakhir.
Keinginan untuk melakukan kebaikan-kebaikan dan bersegera untuk melakukannya juga tidak nampak sama sekali. Inilah orang-orang yang melewatkan ghanimah yang tidak ternilai harganya. Sebab mestinya seorang mukmin yang terpanggil, akan semakin bersemangat diwaktu-waktu tertentu saat kebaikan dan pahala melimpah ruah seperti pada bulan Ramadhan ini.
Ketiga ; golongan orang-orang yang berubah ‘alim hanya pada bulan Ramadhan. Golongan ketiga ini adalah mereka yang mengenal Allah SWT hanya pada bulan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, orang-orang tipe semacam ini tampak sibuk ikut rukuk dan sujud. Namun, ketika Ramadhan berlalu mereka kembali melakukan kemaksiyatan dan dosa seperti semula.
Mereka itulah golongan yang disinggungkan oleh Imam Ahmad dan Fudhail bin Iyadh sebagai, “seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja”. Siapapun ynag termasuk dua golongan terakhir ini, harus tahu bahwa dengan tindakan semacam ini, berarti merekan telah menipu diri sendiri. Setan menjadikan mereka mudah berbuat dosa dan memanjangkan angan-angan.
Oleh karena itu, mereka harus segera bertobat kepada Allah SWT, memohon ampunan, dan melepaskan diri dari semua dosa yang mereka lakukan. Sebagaimana pesan Allah SWT, “Dan sesungguhnya aku maha pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar” (QS.20 : 82).
Akhirnya marilah kita berusaha dan berdo’a agar kita oleh Allah SWT dimasukkan kedalam golongan pertama. Dan marilah kita sambut pesan-pesan Rasulullah SAW untuk bertahniah kepada tamu agung yang telah datang ini, “Telah datang Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka (ucapkanlah) selamat datang kepadanya. Telah datang bulan puasa yang membawa segala rupa keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu” (HR.Imam Thabrani)…MARHABAN YAA RAMADHAN MUBARAK !
Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Darul Ulum Jombang