Menurutnya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya berasal dari pajak yang dibayarkan masyarakat. Tentu PAD ini juga harus dapat bermanfaat untuk warga Surabaya. Namun, karena pandemi, otomatis PAD Surabaya juga ikut menurun. Makanya, dia ingin agar pemanfaatan PAD ini diutamakan dulu untuk meningkatkan kesejahteraan warga.
“Biarkan masa pandemi terlewati dahulu. Pemkot tirakat, proyek dikurangi. Apa yang bisa kita berikan kepada warga kita dulu. Insya Allah, setelah pandemi berakhir (proyek) kita jalan,” papar dia.
Eri berharap, setelah lebaran tahun 2021 dan pendataan rampung, driver atau pengemudi di Surabaya bisa segera mendapatkan intervensi dari pemkot. Terutama mereka yang pendapatannya terdampak karena pandemi Covid-19.
“Semoga kalau ini data selesai dihitung, kalau memang ada yang perlu di-split, kita akan split. Semoga, harapan saya pribadi, kalau (uangnya) ada, sopir bisa langsung disentuh (intervensi) semua. Mohon doanya,” ujarnya.
Intervensi yang dimaksud adalah, bagaimana bantuan dari pemkot itu tidak serta merta hanya diberikan. Tapi, bagaimana memberdayakan warga terdampak itu agar pendapatan setiap bulannya layak, minimal UMK Surabaya.
“Misal nelayan kita kasih pekerjaan di Perahu Kali Mas. Ada yang di Mangrove, kita pekerjakan di sana. Jadi, tidak tambahan (uang) serta merta yang kita kasihkan. Tapi bagaimana mereka menambah pekerjaan dan kita memberikan sesuatu,” jelasnya.
Eri juga mengungkapkan, pemkot bakal mendapat bantuan 126 unit bus dari pemerintah pusat. Tentunya, ke depan pemkot membutuhkan pengemudi dan helper untuk mengoperasikan bus tersebut. Dia pun berinisiatif agar driver atau pengemudi di Surabaya bisa diberdayakan bekerja di sana.
“Insya Allah kita bakal ada bantuan 126 unit bus dari pemerintah pusat. Nanti mungkin bisa dipekerjakan di sana menjadi driver dan helper, diambil yang teladan,” katanya. (wt)