Era keemasan dan tahun terakhir Perserikatan, muncul pemain muda hasil pembinaan klub seperti Yusuf Ekodono, Ibnu Grahan, Marsaid, dan sederetan pemain hebat. Inilah era transisi menuju sepakbola modern.
Tetapi Persebaya dengan kompetisi internal terbaik ketika itu, dan menjadi rujukan kabupaten/kota lain belajar memutar kompetisi dan sekarang menjadi model di beberapa tempat.
Dalam catatan sejarah dan merebut tahta juara, Persebaya melahirkan pemain muda seperti (almarhum) Eri Irianto sang pemilik tendangan gledek, Mursyid Effendy, Hartono, Anang Makruf, Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi.
Pada masa sepakbola sudah berubah menjadi industri, juga lahir pemain muda seperti Andik Firmansyah, Evan Dhimas, dan Rahmat Irianto, serta beberapa pemain produk lokal hebat Surabaya.
Presiden Persebaya Azrul Ananda sempat kaget dengan prestasi dan penampilan konsisten pemain muda, dengan 25 skuad 11 pemain di antaranya berusia 21 tahun di Piala Menpora 2021.
Persebaya memang belum teruji pada babak perempat final, karena akan bertemu dengan tim tangguh dengan sejumlah pemain bintang. Tetapi jika Aji Santoso yakin mampu menandingi dengan kekuatan pemain muda, bukan sekedar menjaga marwah. Lebih dari itu akan mampu merebut mahkota juara.
Pertandingan melawan Persela, dengan hasil seri bukan menjadi tolok ukur karena di antara pemain kedua tim sama-sama pernah merumput di klub Persebaya maupun Persela. Sehingga tidak lebih seperti latihan.
Sebagai sebuah catatan ringan bahwa Persebaya akan mampu menjaga marwah sebagai klub bermahkota, ketika mampu mengelola para pemain muda menjadi kekuatan baru dengan kepercayaan sepenuh hati untuk membela panji klub dengan suporter bondo nekad (bonek). (*)