SURABAYA, (Wartatransparansi.com) – Tidak mudah membangun suporter Bonek (bondo nekad) seperti masa keemasan, ketika Persebaya Surabaya bangkit dari keterpurukan pada Kompetisi Perserikatan 1984-1985 wilayah timur ketika hanya mampu secara nasional menempati peringkat ke-9, dan hampir masuk jurang degradasi.
Kemudian Persebaya dengan kesadaran tinggi menyadari “kesalahan dan kekhilafan” karena ketika itu terjadi “perang saudara” dan terjadi kubu-kubuan sangat dahsyat. Pengurus Persebaya ketika itu pecah belah, dan membiarkan sesama klub anggota bersaing tidak sehat dan dibawa ke rana tim Persebaya.
Kesadaran ketika Persebaya menggabungkan tim senior dan pemain muda dalam skuad Persebaya 1986-1987 dengan menunjuk duet pelatih muda ketika itu (almarhum) Rusdy Bahalwan dan Soebodro. Persebaya bangkit dan suporter Bonek Persebaya menyatu membangun citra dan prestasi “tembung” (sepakbola, Surabaya Jawa) meraih prestasi terbaik.
Walhasil Persebaya berhasil meraih runner-up ketika harus menyerah kalah dari musuh bebuyutan PSIS Semarang melalui gol
semata wayang, sayap kiri Ribut Waidi.
Pada musim Kompetisi Perserikatan 1987-1988 Persebaya kembali melakukan perubahan demi perubahan hingga mencapai prestasi tertinggi menjadi juara setelah mengalahkan Persija di Grand Final 3-2, dalam pertandingan sangat dramatis.
Juga melalui perjuangan sangat spektakuler dalam sejarah sepakbola Indonesia, karena ada “sepakbola gajah” dan berbagai kreatifitas suporter Bonek tanpa memilah-milah wilayah dan daerah. Suporter Bonek dari hampir seluruh kota di Jatim dengan satu tujuan mendukung dengan sepenuhnya Persebaya Surabaya. Itulah masa keemasan suporter Bonek Persebaya.
Tahun ini ketika Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji, sama-sama kompak ingin membangun Persebaya, mengembalikan kejayaan prestasi sepakbola dari Kota Pahlawan Surabaya, ketika suporter bersaing tidak sehat. Bahkan sangat fanatik dan mendekati fanatik buta, maka pada masa inilah suporter paling hancur lebur berantakan.
Di mana-mana terjadi tawur suporter, di mana-mana terjadi terjadi pergolakan suporter, di mana-mana muncul persaingan tidak sehat antarsuporter.
Rabu (24/3)2021),
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menggelar audiensi bersama manajemen Persebaya beserta perwakilan dari suporter Bonek.
Audiensi yang berlangsung di Balai Kota Surabaya ini, juga dihadiri Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Johnny Eddizon Isir, beserta beberapa Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Pertemuan yang berlangsung gayeng dan diselingi beberapa guyonan khas Suroboyoan ini, akhirnya menghasilkan tujuh poin kesepakatan bersama.
Kesepakatan bersama ini kemudian ditandatangani perwakilan manajemen Persebaya, Pemkot melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dan perwakilan dari suporter.
Wali Kota Eri menyatakan, hasil pertemuan tadi akhirnya memutuskan tujuh poin kesepakatan bersama. Salah satunya terkait sewa Stadion GBT dan Gelora 10 Nopember sesuai dengan sistem perundangan yang berlaku.
Audiensi digelar untuk menyamakan sikap atau persepsi bersama terkait pemanfaatan Stadion Gelora 10 Nopember (G10N) dan Gelora Bung
“Yang saya bangga dan bahagia betul di hari ini, yang pertama kita sama-sama mencetak anak-anak Surabaya menjadi pemain yang hebat. Itu tanggung jawabnya, kewajiban Persebaya dan Pemerintah Kota Surabaya,” terangnya.
Selain itu, kata dia, rencana Pemkot Surabaya membentuk akademi pelatihan sepak bola nantinya juga bakal berkolaborasi bersama dengan manajemen Persebaya. Tujuannya tak lain, yakni untuk mencetak anak-anak Surabaya menjadi pemain bola yang hebat. “Karena bagaimanapun anak-anak Surabaya kalau jadi pemain enak, dia akan bangga ketika membela Persebaya,” tutur Eri.
Baca juga : Fraksi Nasdem DPR RI Dorong Syaikhonan Kholil Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Sedari awal, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini memang berharap demikian.
Pembangunan sepakbola Surabaya juga melibatkan
kolaborasi antara pemkot, manajemen Persebaya dan Bonek. Sehingga ke depan akan mudah diselesaikan jika dilakukan dengan kepala dingin dan duduk bersama.
Bahkan , sangat diharapkan ada manfaat pada kolaborasi ini. Sehingga Bonek ini tidak hanya menjadi Bonek, tapi Wali Kota Eri ingin menunjukkan bahwa Bonek Surabaya adalah Bonek yang santun, Bonek yang punya pekerjaan, punya kebanggaan. Inilah era baru sebagai langkah awal membangun citra suporter Bonek
Aalagi, Wali Kota Eri juga berencana membuat store atau gerai di masing-masing tribun Stadion GBT. Nantinya gerai tersebut dikelola sendiri oleh Bonek dan hasilnya juga untuk Bonek. Harapannya, Bonek ke depannya akan semakin bangga dan ikut merasa memiliki Stadion GBT.
Ikhtiar membangun sepakbola Surabaya, ikhtiar membangun citra suporter Bonek bukan persoalan mudah. Tetapi niat baik dan sudah tertuang dalam kesepakatan merupakan wujud dari langkah awal sangat membanggakan.
Diantara isi kesepakatan itu ialah pada poinkeempat, akan diadakan pertemuan rutin 2 bulanan antara Wali Kota Surabaya, Kapolrestabes Surabaya, Presiden Persebaya dan Bonek.
Semoga semua ikhtiar kebaikan akan membawa perubahan besar pada suporter Bonek, juga perubahan besar suporter Indonesia menuju sepakbola dengan suporter profesional, santun, dan bermoral.
InsyaAllah memberi harkat dan martabat pada suporter Bonek akan melahirkan prestasi terbaik untuk Persebaya dan untuk tim nasional, karena kualitas tim dengan pemain berbakat dan hebat, juga karena kehebatan seluruh anak bangsa. (*)