Ini bukan sekedar isapan jempol terhadap kinerja dan pernyataan seorang pemimpin.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan tegas menyenangkan hati para petani. Terutama petani padi karena satu bulan terakhir ini diguncang berita miring soal rencana impor beras.
Dalam bahasa masyarakat awam, apalagi biasa tinggal di pedesaan atau hari-hari ini masyarakat dalam berbagai lapisan ketika melewati jalan-jalan protokol menyaksikan lahan hijau royo-royo. Dan padi sudah mulai menguning siap dipanen. Pasti terkaget-kaget ketika ada berita beras impor.
Pertanyaan nakal pasti, kenapa bukan menyerap hasil panen petani dengan harga sangat menjanjikan, sekaligus menaikkan pendapatan petani padi lebih baik.
Sebagaimana diberitakan bahwa Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan alasan pemerintah mendatangkan beras impor atau kebijakan impor beras. Karena penyerapan beras dari Perum Bulog sangat memprihatinkan.
Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan data prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok periode Januari-Mei 2021. Berdasarkan data tersebut, neraca pangan pokok, khususnya untuk komoditas beras dalam keadaan cukup
Beras diperkirakan surplusnya di atas, kurang lebih 12 juta ton. Sebagaimana diungkapkan pada rapat bersama Komisi Pertanian DPR di Jakarta, Kamis, (18/3/2021)
Dalam data tersebut, Syahrul mencatat stok beras pada akhir 2020 sebesar 7,38 juta ton. Sementara perkiraan produksi dalam negeri sebesar 17,51 juta ton. Sehingga, jumlahnya menjadi sekitar 24,9 juta ton.
Gubernur Khofifah menegaskan lebih detail bahwa Provinsi Jawa Timur stok beras hingga akhir Mei surplus, sehingga tidak memerlukan beras impor.
Apalagi, konsentsasi Jatim menjaga stabilitas harga gabah dari petani. Dengan perkiraan pada April ada panen dari 974.189 hektar sawah dengan asumsi produksi 3.053.994.
Salah satu mensyukuri nikmat Allah ialah ketika beras masih suplus, maka memanfaatkan dengan mensyukuri hasil padi dari petani, insyaAllah akan membawa berkah.
Yang pasti, memanfaatkan dan menjaga stabilitas harga juga kesejahteraan petani adalah pilihan terbaik menjaga stabilitas nasional.
Jika melakukan seperti itu, sesuai dengan janjiNya Allah SWT akan menambah kenikmatan yang lain. Semoga pernyataan menyenangkan hati petani bagian dari syukur.
Inilah harapan semua masyarakat dan semua petani bahwa ke depan membangun pertanian lebih baik dan lebih hebat. Sehingga Indonesia mampu swasembada beras, berdiri dengan hati bersih membangun negeri dari hasil keringat para petani. Dan mengangkat harkat dan martabat petani. (*)