Apalagi, Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai tantangan bangsa, yakni masalah kemiskinan, stunting, radikalisme, terorisme, intoleransi, anti NKRI, anti Pancasila, bahkan anti terhadap pemerintah yang sah. Untuk itu, permasalahan tersebut harus dapat diatasi melalui teologi kerukunan yang tidak hanya damai, tetapi juga saling membantu. Saling gotong royong.
Indonesia memang telah menetapkan lima program prioritas menuju Indonesia maju yaitu pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur penyederhanaan regulasi, reformasi birokrasi, dan transformasi.
Sabtu (20/3/2021),
anggota MPR RI Bambang DH mengadakan sosialisasi Empat Pilar di SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Sidoarjo Jawa Timur, dengan menegaskan bahwa
Inisiatif atau prakarsa adalah penewntu terbesar yaitu sebesar 50% kemakmuran suatu bangsa. Sisanya adalah network yaitu 25%, sumber daya manusia (SDM) sebesar 15% dan sumber daya alam (SDA) sebesar 10%.
Sosialisasi Empat Pilar yang bertema ‘Pancasila dan Tantangan Indonesia ke Depan’ ini, juga diisi pelatihan Desain dan Content Creator.
Sosialisasi juga dihadiri sejumlah pengurus DPC PDIP Sidoarjo, pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sidoarjo ( IMM ) , Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan berbagai unsur kepemudaan lain di wilayah Sidoarjo.
Diketahui, bahwa dunia digital adalah media untuk bisa berkembang. Sebab digitalisasi sangatlah luas jangkauannya, bahkan seluruh dunia dengan cepatnya dalam hitungan detik.
Tetapi, Bambang DH juga mengingatkan agar para pemuda mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi. Sebab Impor beras adalah hal yang sangat merisaukan. Bayangkan, impor dilakukan saat Indonesia panen raya. Ini kan mencederai dan menghambat kesejahteraan petani.
Ini salah satu pertanyaan apakah Sosialisasi Empat Pilar masih sebagai sebuah penguatan kebangsaan? Atau hanya alat saja. Ataukah diubah saja menjadi penguatan dalam mengawal UUD 1945 dan Pancasila supaya dapat dilaksanakan dengan baik, dengan penegakan supremasi hukum dan bebas korupsi, bebas pungli, dan bebas suap menyuap. Kita tunggu. (*)