SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Kota Surabaya bakal memiliki Pusat Latihan Cabang (Puslatcab) Olahraga Sepak Bola. Puslatcab Akademi Sepak Bola (ASB) ini, bertujuan untuk melahirkan dan mencetak talenta-talenta muda.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, Afghani Wardhana mengatakan, rencananya pelatihan ASB bakal dipusatkan di Gelora 10 November (G10N), Tambaksari Surabaya. Meski demikian, pelaksanannya baru dapat berjalan dalam 6 bulan ke depan. Itu dikarenakan G10N saat ini masih di bawah undercontrol kontraktor pelaksana.
“Sehingga Puslatcab baru dapat kita laksanakan setelah 6 bulan ke depan,” kata Afghani saat jumpa pers di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Sabtu (20/3/2021).
Selain rencana mendirikan Puslatcab, kata Afghani, Dispora Surabaya saat ini juga tengah fokus menyiapkan atlet dalam menyongsong Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur pada tahun 2022 mendatang.
Stadion G10N pun disiapkan pula untuk tempat latihan para atlet untuk cabang olahraga sepak bola. “Artinya pemkot melalui Dispora punya keperluan untuk penggunaan Stadion Tambaksari (G10N) dalam waktu ke depan,” ungkap dia.
Meski demikian, Afghani membenarkan bahwa masyarakat umum juga dapat mengajukan penyewaan stadion, baik itu Gelora Bung Tomo maupun G10N. Sebab, hal itu telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Surabaya No. 2 Tahun 2013 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
“Secara insidental itu bisa digunakan masyarakat umum dengan aturan penggunaan melalui retribusi. Tetapi dengan catatan, ketika pemkot melalui Dispora tidak menggunakan sarpras (sarana prasarana) G10N ataupun GBT,” ujarnya.
Namun begitu, masyarakat tak perlu cemas jika memiliki keinginan untuk menggunakan lapangan sepak bola di Surabaya. Sebab, kata Afghani, di Surabaya masih banyak lapangan sepak bola lain yang layak digunakan untuk berlatih. Seperti lapangan Kebonsari, Karangpilang, dan Jambangan.
“Sebenarnya masih banyak lapangan sepak bola di Surabaya yang dapat digunakan. Ada sekitar 36-40 lapangan, banyak pilihan. Kalau di luar Stadion Tambaksari (G10N) dan GBT itu malah gratis, karena tidak ada Perda retribusinya,” jelas dia.
Sementara Kabid Sarana dan Prasarana Dispora Surabaya, Edi Santoso menjelaskan, dari beberapa dekade ke belakang muncul legenda-legenda sepak bola asal Surabaya. Namun hal itu berbeda dengan kondisi sekarang. Dimana saat ini sangat minim atlet-atlet berprestasi yang muncul khususnya di bidang olahraga sepak bola. Atas keprihatinan itulah yang kemudian membuat pemkot berencana mendirikan Akademi Sepak Bola.