Tajuk  

Pilkada, Debat Paslon Masih Saling Menggugat

Pilkada, Debat Paslon Masih Saling Menggugat
Djoko Tetuko (pemotretan) Ranu Bedali Lumajang

Paslon Muhdlor – Subandi, memang lebih menguasai data dan lebih konkret dalam hal menyelesaikan persoalan di depan mata sebagai warisan permasalahan lama. Pasangan Kelana – Astuti, hanya lebih tenang dalam penguasaan panggung saja. Sedangkan Paslon Bambang – Taufiq terkesan menyamoaikan ide-ide standar. Tetapi tidak ada penguatan data tentang kekuatan APBD dan penggunaan dana itu untuk prioritas pembangunan apa?

Bahkan, di Kabupaten Kediri Paslon Bupati Kediri dan Wakil Bupati Kediri, Hanindhito Himawan bersama Dewi Mariya Ulfa (Hanondhito-Dewi), hanya menonjolkan menata Kampung Inggris, Kecamatan Pare.

Pasangan tunggal Kediri juga hanya menyampaikan permasalahan lama, bukan gagasan baru sebagai ide komprehenship, ide besar secara bersama membangun kota baru. Misalnya, Kediri Kerajaan Rakyat Sendiri dan Tertib (Kediri Kreatif).

Mengapa mencontohkan Kediri Kreatif, Kediri merupakan kota tua dengan simbol kerajaan tua Kadiri, ada sejarah Sri Agung Joyoboyo dan masih banyak sentuhan sebagai upaya kebangkitan kota tua ini.

Tentu potret debat tahap perdana mungkin masih belum maksimal menyampaikan visi dan misi dengan mengacu kepada kekuatan anggaran dan potensi lokasi. Kita tunggu debat dan kampanye penuh dengan kesantunan tetapi berkualitas hebat serta bermartabat. Itulah harapan kepada para calon pemimpin daerah di era digital serba modern dan berwibawa karena kemampuan menata daerah dengan ramah dan berbudaya. (*)