Tentu saja prestasi jauh lebih hebat dan bermartabat, jika memperkuat kesepahaman bersama antara Pemkab/Pemkot se Jatim dengan Pemprov, lebih konsisten melaksanakan program kebersamaan dalam banyak hal, terutama menyangkut kesejahteraan masyarakat Jatim dengan potensi basis ekonomi lokal di daerah masing-masing.
Mengingat Jatim sampai detik ini masih mempunyai angka kemiskinan sangat siginifikan, yaitu sekitar
4.056,00 ribu jiwa (10,20 persen) dari jumlah penduduk Jatim.
Provinsi dengan segudang prestasi, masih mempunyai warga miskin sekitar 10. 20 merupakan pekerjaan maha berat. Sebab, penghargaan dan prestasi itu tidak berguna bahkan hanya sekedar sebuah trophy jika angka kemiskinan masih tinggi.
Gubernur Khofifah sudah mengingatkan bahwa setiap Kepala Daerah agar melakukan Reformasi Sistem Sosial Nasional. Dirinya menekankan kesamaan visi misi pemda dengan pusat akan reformasi sistem kesehatan nasional serta sistem penangan bencana dan sebagainya.
Peringatan itu sangat tepat sebagai tugas pemimpin lebih atas kepada mitra kerja si daerah, dalam menjawab tantangan terhadap berbagai persiapan sosial, terutama kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan.
Ingat! Setelah mendapat kado, bukan berarti berpangku tangan. Tetapi terus meningkatkan kinerja lebih fokus dan lebih baik. “Setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban. Terutama pemimpin hasil pemilihan rakyat langsung, seperti Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Jangan sampai menumpuk penghargaan dan prestasi membiarkan warga masih miskin dan kekurangan. (@)