Wakil Ketua Umum Korbid Komunikasi dan Informasi Partai Golkar Nurul Arifin, dalam sambutannya mengaku terkejut dengan animo masyarakat, teristimewa sejumlah penyair di ajang yang kali pertama bergulir ini.
“Surprise dengan animo masyarakat. Apalagi pesertanya adalah penyair yang juga wartawan. Intinya, Golkar ingin bersama media, kalau media maju, Indonesia kuat. Golkar ingin membuat negara ini establish,” kata Nurul Arifin yang hadir mewakili Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto yang juga sempat membacakan sajak “Menatap Merah Putih”, Sapardi Djoko Damono via tapping.
Meutya Hafid, Ketua Komisi I DPR RI, yang sekaligus selalu penggagas ajang ini berharap, gelaran luar biasa ini, akan menyempurna di tahun berikutnya.
“Yang masuk (puisinya) bagus-bagus. Jadi memang tidak mudah menilainya. Apapun itu, dunia politik harus dekat dengan dunia seni, agar kita sama sama dapat berkarya dengan rasa,” kata Meutya Hafid.
Apa yang dikatakan Meutya Hafid dibenarkan oleh salah satu Dewan Juri, Sutardji Calzoum Bachri. Mengutip John F. Kennedy, Sutardji mengatakan; “Jika politik bengkok, puisi akan memperbaikinya,” katanya.
Sutardji menerangkan, puisi (sebenarnya) tidak berindah-indah dan bercantik-cantik dengan kata-kata.
“Kalau mau berindah indah dengan kata-kata, (pergi) ke iklan saja. Puisi adalah roh, harga hidup, nilai-nilai baru. Karena Puisi memberikan tambahan makna pada katakata. Ada pemberdayaan pada katakata. Perbedayaan terjadi karena imajinasi hanya bisa dilakukan dengan katakata. Tuhan mengawali semua dengan kata, kun…..,” pungkasnya sebelum membacakan sajaknya sendiri berjudul “Tanah Air Mata”, yang diawali dengan menembang “Summertime” milik George Gershwin, dengan stamina dan daya pukau yang masih luar biasa.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Juri, Wina Armada Sukardi mengatakan penilaian tidak parsial, tapi in toto (menyeluruh). Atau angka belakangan, karena angka menunjukkan relativitas belaka. Meski parameternya sama.
Turunannya, masih menurut Wina Armada Sukardi, tiap anggota Dewan Juri, hanya menggradasikan penilaiannya. Kemudian tinggal dicocokkan 10 nama dari masing-masing pilihan Anggota Dewan Juri. Dari 10 nama yang dikumpulkan, itu akhirnya ditemukan irisan pemenangnya. Yang sebelumnya kembali diuji nama-nama puncaknya. (jt)