Memasuki tahun 2021, akan dilanjutkan dengan pembangunan infrastruktur yang meliputi pembangunan jalan, jembatan, air limbah, tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) berteknologi refuse-derived fuel (RDF), rusun pekerja, dan SPAM.
“Kawasan industri ini direncanakan akan memiliki fasilitas dry port dengan konektivitas ke pelabuan di Tanjung Emas, Kota Semarang, yang menghubungkan akses ke transportasi Tol Trans Jawa,” ungkap Menteri Suharso.
Pengembangan KIT Batang berpotensi meningkatkan pertumbuhan industri di Provinsi Jawa Tengah hingga 6,0 persen dari tren sebelumnya sebesar 4,5 persen. Potensi ini pun berpeluang membangkitkan peluang ekonomi baru di Jawa Tengah sebesar Rp10 triliun per tahun. Selain itu, akan terjadi penyerapan tenaga kerja lokal dan kemitraan dengan IKM/UMKM pada rantai nilai produksi lebih dari 50 ribu tenaga kerja.
“Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang juga akan menciptakan pusat pertumbuhan baru dengan spesialisasi pada nilai tambah tinggi, serta dari efisiensi proses produksi dan distribusi,” tambah Menteri. (sab)