Misalnya soal akses modal bersubsidi, bakal dibangun kemitraan pemerintah daerah dan berbagai lembaga untuk bisa memberikan permodalan yang mudah dan murah, di mana pemerintah daerah ikut mendampingi agar UMKM tak lagi kesulitan mengakses modal,” katanya.
Muara dari langkah-langkah tersebut, sambung Ipuk, adalah UMKM Banyuwangi bisa naik kelas. ”Apa itu naik kelas? Kami sudah susun indikatornya,” tambahnya.
Indikator UMKM naik kelas, mulai dari penguasaan sistem digital yang baik dengan pemasaran online, tersertifikasi sesuai bidang bisnisnya, go national dengan mengirim barang ke luar daerah, literasi keuangan yang baik dengan penerapan manajemen keuangan sederhana. Juga bisa meningkatkan variasi produknya,
Misalnya, dari produk segar sudah bisa menyajikan frozen food siap saji dengan teknologi tertentu. Dan tentu indikator utamanya adalah UMKM harus naik omzetnya, bisnisnya bisa semakin membesar, dan otomatis dengan sendirinya ikut menambah lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Artinya, ini memulihkan ekonomi, memperkuat UMKM, sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga. Kami targetkan bisa membawa 10.000 UMKM naik kelas di tahun pertama kepemimpinan jika dipercaya oleh masyarakat Banyuwangi,” pungkas Ipuk. (Yin).