SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Sebanyak 19 calon bupati – wakil bupati dan calon walikota – wakil walikota yang akan bertarung pada Pemilukada Desember mendatang telah menerima rekomendasi dari Partai Golkar.
Rekom tersebut beberapa sudah diserahkan di Jakarta oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan terakhir diserahkan Rabu (3/9/2020) malam di Kantor Golkar Jawa Timur di Surabaya, oleh Ketua DPD M. Sarmuji dan Sekretaris Sahat Tua Simanjuntak.
Dengan demikian maka semua calon yang diusung Golkar mulai malam ini sudah clear, tidak ada yang tertinggal satupun. “Kita tinggal menunggu hari pendaftaran saja,” kata Ketua DPD Golkar Jawa Timur M. Sarmuji ketika memberikan sambutan.
Penyerahan rekom sekaligus menjadi perkenalan antara calon dengan pengurus Golkar Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut semua calon juga diberikan kesempatan untuk mengenalkan diri termasuk Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) mantan wakil gubernur Jawa Timur yang maju di Pilkada Kota Pasuruan.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Timur M. Sarmuji memastikan bahwa calon kepala daerah yang diusung Partai Golkar tanpa mahar alias gratis.
“Sepeserpun calon kepala daerah yang hadir disini tidak ditarik. Bahkan Golkar mempermudah semua prosesnya. Diera demokrasi terbuka saat ini sudah tidak selayaknya cara cara lama masih digunakan,” ungkapnya.
Sarmuji juga mengakui bahwa meski bapak bapak dan ibu ibu diusung Golkar, ada beberapa calon yang justru baru malam ini bertemu. Jadi kalau tadi Gus Ipul bilang walaupun diusung oleh Golkar tapi sesungguhnya bertemu dengan Ketua Golkar Jawa Timur juga baru malam ini, itu memang benar.
Tidak hanya Gus Ipul saja, dengan Situbondo Pak Yoyok juga belum pernah ketemu. Lalu Pak Riyanto dari Blitar, ketemu baru sekali saat Musda beberapa waktu lalu. termasuk Pak Sanusi dari Kabupaten Malang dan beberapa yang lainya.
Ini semua dilakukan semata mata karena ingin mempermudah dalam proses pencalonan tadi. Bisa dicatat bahwa sampai saat ini saya tidak pernah bertemu dengan calon bicara masalah uang. Apalagi menanyakan punya duit berapa nyalon lewat Golkar. “Tidak. Tidak pernah itu kami lakukan. Wartawan bisa menanyakan kepada yang bersangkutan,” kata Sarmuji.