Apakah naturalisasi nanti terjadi atau tidak, memang PSSI lebih tahu dari rencana itu. Tetapi harus segera diumumkan kepada publik dengan alasan sangat masuk akal.
Jadi, PSSI dalam hal ini bukan sekadar tergiur pemain Brazil, tetapi siap melakukan pertanggungjawaban kepada bangsa dan negara.
Mengingat masalah naturalisasi, di kalangan bawah masih dipertanyakan. Apakah pembinaan sepakbola Indonesia sudah mengalami krisis kepercayaan terhadap pemain muda maupun pemain usia dini.
Jika nanti kenyataannya PSSI melakukan naturalisasi untuk timnas U-20, maka itulah sesungguhnya pamer ketidakmampuan pengurus PSSI dalam melakukan pembinaan berjenjang, terutama di level usia dini.
Oleh karena itu, jika ingin sukses sebagai penyelenggara, sukses prestasi, dan sukses pemberdayaan ekonomi atau pemulihan ekonomi nasional, maka lebih terhormat jika menggunakan kekuatan sendiri.
Mengapa? Bukan sekadar halal dan haram, bukan sekedar mampu berprestasi atau gagal, bukan karena nama besar dari negara dengan sederetan prestasi dunia. Tetapi karena kebutuhan dengan tetap mengedepankan akhlaq (budi pekerti) dan cinta tanah air di atas segala-galanya.
Bukan sebaliknya, memburu prestasi tetapi lupa bahwa itu juga sama dengan menggadaikan bangsa dan negara. Bahkan bendera merah putih bukan kebanggaan pemain bersangkutan. Inilah tamparan kebangsaan.