Oleh : Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi
Pro kontra rencana PSSI atau pelatih kebangsaan Korea Selatan, Shin Tae-yong, mendatangkan 5 sampai 8 pemain asing, asal Brazil sebagai bagian dari kekuatan skuad tim nasional, memantik Ketua DPD RI AA LaNyala Mahmud Mattalitti, angkat bicara.
Mantan Ketua Umum PSSI itu mengingatkan bahwa naturalisasi insisiatif dari PSSI, harus ada relevansinya. Ada hubungan darah atau ada catatan sejarah masa lalu.
LaNyala menegaskan bahwa nasionalisme sekarang sudah bergaul dengan humanisme. Jadi sebenarnya naturalisasi itu bukan lagi soal halal atau haram di dunia olahraga. Sehingga seharusnya tidak menjadi kontroversi.
Mantan Ketua Badan Tim Nasional PSSI itu, menegaskan jika naturalisasi itu datang dari keinginan pemain, maka harus ada alasan kuat. Itupun tetap harus ada relevansinya.
Mengacu pada Statuta FIFA terkait FIFA Eligibility Rules di pasal 7, lima pemain itu memang tidak memenuhi salah satu dari empat syarat relevansi naturalisasi: yakni, pemain lahir di negara bersangkutan, atau salah satu orang tua kandung pemain lahir di negara tersebut, atau kakek/nenek sang pemain lahir di negara tersebut, dan atau pemain telah menetap di negara tersebut selama lima tahun, terhitung saat usianya mencapai 18 tahun.
Yang pasti, naturalisasi pemain masih menjadi pilihan PSSI, guna menjawab keinginan masyarakat untuk segera berprestasi, terutama di Piala Dunia U-20.