Tajuk  

Kaganasan Virus Corona, Habis Cak Nur, Giliran Ning Nur

Kaganasan Virus Corona, Habis Cak Nur, Giliran Ning Nur
Djoko Tetuko Abdul Latief

Sholat jenazah dipimpin modin Moh. Sholeh Adenan, dan diikuti sanak keluarga dan masyarakat dari dalam makam dan posisi ambulance di luar makam, sehingga sholat jenazah terlaksana dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Bahkan setelah sholat semua meninggalkan lokasi tempat almarhumah mau dimakamkan, keculai 6 petugas khusus dengan memakai pakaian APD, sampai peti jenazah sudah tertutup tanah, dan alat APD petugas sudah dimasukkan tas pelastik warna hitam, baru petugas lain membantu sampai selesai urusan pemakaman dan doa.

“Ini sesuai protokol kesehatan tetap sholat jenazah, tetapi karena darurat sama-sama berjalan tidak membahayakan. Anggap saja sama dengan ambulance lewat di jalan umum posisi tertutup semua dan yang mensholati juga posisi sangat jauh, tetapi warga dan keluarga bisa memberi penghormatan terakhir dengan mensholati,” kata Modin.

Tulisan sederhana ini sekedar menggambarkan bahwa; (1) masyarakat benar-benar bertanya-tanya “keganasan Corona”, karena Nur Izzah saat dibawa ke rumah sakit, sakit biasa (bukan Corona) meninggal dengan stempel Corona.

(2) masyarakat bertanya-tanya. Apakah “keganasan virus Corona” bisa membuat suasana menjadi seperti ada wabah atau bencana besar sangat menakutkan. Apakah tidak ada usaha membuat suasana seperti biasa saja.

(3) masyarakat bertanya-tanya sampai kapan “keganasan virus Corona” terus berlanjut, dan terus menakut-nakuti warga dengan banyak cara.

(4). Masyarakat juga bertanya? Apakah benar-benar “keganasan virus Corona” Sesunggunya, atau sudah menumpang “keganasan virus Corona” membuat dan melakukan penguatan virus Corona semakin ganas dan gawat.