Tajuk  

Awas! Tendangan Salto dan Gol Bunuh Diri di Pilkada Surabaya

Awas! Tendangan Salto dan Gol Bunuh Diri di Pilkada Surabaya
Djoko Tetuko Abdul Latief

Antara Sevilla juara Piala Eropa dengan Pilkada Surabaya tidak ada kaitan maupun hubungan apa-apa. Hanya gol tendangan salto dan didorong pemain Inter hingga terjadi “gol bunuh diri”, menjadi perhatian khusus antara Pemilihan Wali Kota nanti. Apalagi berlangsung menjelang fajar atau kesohor dengan serangan fajar.

Bakal calon Wali Kota Surabaya sama-sama “bintang”, Partai Dekokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai penguasa dan pemenang sejak Pilkada Era Reformasi, bintang segala bintang karena belum pernah terkalahkan, mengusung kader sendiri jaman Bambang DH, maupun setelah mengusung kader di luar pagar ketika menjadikan Tri Rismaharini, dua kali menjadi walikota.

Publik kota Surabaya masih menunggu-nunggu cemas, bakal calon Wali Kota Surabaya dari partai bertabur bintang karena sebagai penguasa. Dan di atas kertas jika tidak ada perubahan arah politik, maka Machfud Arifin, mantan Kapolda Jatim, terakhir menyandang bintang dua atau Irjen Pol, menjadi pesaing siapa pun rekom dari PDIP dan calon partai maupun calon independen.

Inilah sedikit kesamaan antara Sevillah juara Piala Eropa dengan Pilkada Surabaya. Sevilla walaupun hebat dengan pernah juara lima kali (2006, 2007, 2014, 2015, dan 2016), tetapi hadir dianggap tim underdog.

Itu karena lawan di semifinal Manchester United dan di final Inter Milan, klub berbintang dengan banyak pemain bintang dan sudah punya mental bintang. Tetapi tendangan salto (tendangan membalikkan arah ke belakang sambil terbang) menjadi penentu kemenangan Sevilla setelah skor sama kuat 2-2.

Maka inilah pertarungan bintang versus bintang, sama-sama bintang unggulan, sama-sama bintang underdog, sulit menebak. Tetapi tendangan salto dan peristiwa bunuh diri menjelang fajar, patut menjadi perhatian timses calon Wali Kota Surabaya.

Jika bintang salah satu calon Wali Kota merendah dan terus melakukan persiapan,  termasuk blusuk ke seluruh wilayah Surabaya, maka bisa menjadi kejutan pada Pilkada 9 Desember mendatang.

Apalagi jika melakukan tendangan salto dan menyodorkan umpan bunuh diri, maka kepiawaian calon Wali Kota itu, akan membuahkan hasil menggembirakan. Politik membalikkan arah dan pendukung lawan diminta bunuh diri, itulah strategi paking membahayakan  siapa saja.

Soeprayitno, Koordinator Divisi Teknik dan Penyelenggaraan KPU Surabaya mengatakan bahwa sesuai dengan PKPU Nomor 5 tahun 2020, pendaftar akan belangsung 4-6 September 2020, penetapan calon walikota dan wakil walikota 23 September 2020, pengundian nomor pasangan calon 24 September 2020, dan mulai kampanye 26 September 2020.

Hingga kini calon walikota yang tercatat dan terjaring ialah

1. Whisnu Sakti Buana, Wakil Wali Kota petahana

2.  Dyah Katarina, anggota DPRD Surabaya, istri Bambang Dwi Hartono

3. Gamal Albinsaid, dokter

4. Machfud Arifin, mantan Kapolda Jawa Timur

5 Zahrul Azhar Asad, tokoh pesantren

5. Hariyanto, tokoh advokat

6. Achmad Zakaria, Kepala Bidang Kepemudaan DPW PKS Jawa Timur.

Pilkada Surabaya 2020) adalah pemilihan umum untuk memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya periode 2021 – 2024. dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih akan dilantik pada 17 Februari 2021 menggantikan Tri Rismaharini yang sudah menjabat Wali Kota selama dua periode sejak 28 September 2010. (*)