Oleh : Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi WartaTransparansi.com.
TIDAK ada hubungan antara turnamen kelas dua antarklub Eropa memperebutkan Piala Eropa dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya.
Tetapi fenomena alam dan peristiwa di tahun kembar 2020, memang selalu menarik menjadi kajian atau sekedar analisis ringan. Juga mencoba menjauhkan dari kalkulasi politik, apalagi masuk pada permainan politik.
Sabtu dini hari (22/8/2020) di Stadion Rhein Energie, Cologne, Jerman, Sevilla menjadi klub paling banyak mengoleksi trophy Piala Eropa genap enam kali, setelah menjadi juara, berkat tendangan salto Diego Carlos pada menit 74′ menjadi pelengkap “gol bunuh diri” Inter Milan sekaligus mengubur impian Antone Conte mempersembahkan trophy setelah 10 tahunan dahaga dari gelar juara.
Tendangan salto Diego Carlos ketika menyaksikan siaran langsung di SCTV menjelang fajar WIB (Waktu Indonesia Barat), menjadi penentu Sevilla juara dan Inter kalah.
Awasi! Tendangan salto (tendangan membalik arah dengan posisi badan sedikit melayang), akan mewarnai Pilkada Surabaya, juga sama-sama dilakukan waktu fajar atau serangan fajar. Itulah nanti fenomena politik kota Pahlawan Surabaya.
Pilkada Surabaya memang masih belum ada calon tetap dari PDIP, tetapi pemanasan dari calon lain sudah mulai menendang-nendang bola ke mulut gawang.
Siapa pencetak gol terbanyak, siapa pemenang Pilkada paling seru ini, hasil akhir pada coblosan pemilihan Wali Kota nanti, inyaAllah akan terjadi hampir sama dengan drama Final Piala Eropa, antara Sevilla dan Inter Milan. Tendangan salto dan bunuh diri menjadi penentu kemenangan.
Sevilla sebagai wakil dari Spanyol memang tidak diunggulkan (bukan unggulan) karena tidak diperkuat pemain bintang. Tetapi ketuka semifinal mengalahkan Manchester United 2-1 dan di final menundukkan Inter 3-2. Bahkan gol pembuka dari titik pinalti Lukaku, justru membuat luka tim asal Italia itu.