Tajuk  

Disiplin Pakai Masker, Vaksin Paling Super

Disiplin Pakai Masker, Vaksin Paling Super
Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi WartaTransparansi.com)

Uji klinis vaksin Covid-19 dari berbagai negara hebat seperti Tiongkok, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat sendiri, pada pusat pengembangan pengobatan modern, ternyata baru dalam tahap proses mencapai hasil yang sesuai dengan keadaan cuaca dan pergerakan penyebaran virus Corona berkembang biak di suatu negara, sehingga dengan vaksin sama bisa jadi dengan komposiso sedikit agak berbeda.

Pilihan memakai masker, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, kebersihan diri sendiri sekaligus penguatan imun tubuh, serta menjaga protokol kesehatan dengan disiplin dan tertib merupakan “vaksin paling super”. Sambil menunggu vaksin Covid-19 “Merah Putih” benar-benar sesuai dengan tipikal virus Corona di Indonesia, dan struktur tubuh masyarkat Indonesia.

Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil selaku tuan rumah uji klinis vaksin-19, Bio Farma bekerjasama dengan Sinovac Tiongkok di Rumah Sakit Universitas Padjadjaran Bandung, Selasa (11/8/2020), sama-sama kompak berpesan bahwa daripada PSBB lebih baik memakai masker. Sebuah pesan sangat mendalam bahwa kehidupan berdampingan dengan virus Corona masih lama, tetapi harus “dilawan” dengan displin memakai masker sebagai vaksin super.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).

Ayat di atas sebuah pesan bahwa setiap menghadapi berbagai jaman, membutuhkan perubahan. Perubahan besar ketika revolusi alam terjadi, perubahan sedang ketika virus Corona tiba-tiba menyebar masiv, perubahan kecil ketika siatusi dan kondisi politik “saling menggelitik”.

Sinyal perubahan besar, sedang, dan skala kecil, campur aduk dalam masa
pandemi Covid-19, di seluruh dunia. Indonesia sejak 11 Agustus 2020, melawan semua perubahan dengan mengawali uji klinis vaksin Covid-19 dari Tiongkok bernama Sinovac.

Yang pasti pengembaraan virus Corona, sudah memaksa semua sektor kehidupan berubah mengikuti arus kehidupan dengan ancaman virus Corona. Sepakbola tidak lagi gegap gempita, berubah menjadi senyap terlelap. Di antara hilir mudik bola dari kaki ke kaki, dari kaki dan tangan ke kepala kadang akrobat dengan dada.

Sanak saudara, keluarga, sahabat juga sejawat berubah menjadi “berkhianat” dalam masa menjaga harga sebuah ketidakpastian virus bernama Corona. Guna mempertahankan martabat sehat wal afiat.

Sekali lagi, ayat di atas hanya sekedar mengingatkan, sekaligus mengabarkan bahwa ketika terjadi perubahan dan sudah ada tanda-tanda cara mengubah, maka
harus berani dan mampu mengubah diri sendiri. Setelah usaha maksimal atau ikhtiyar tertinggi, termasuk memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT dengan meningkatkan kualitas pengabdian.