JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Timnas Indonesia dan Timnas Indonesia U-19 kembali menunda menggelar latihan. Alasannya, PSSI masih menunggu hasil swab test yang tidak kunjung selesai.
Seharusnya kedua kelompok timnas sudah memulai kegiatannya, di Stadion Madya, Jakarta, Sabtu (1/8/20). Agenda ini pun sebenarnya merupakan penundaan dari yang seharusnya sudah digelar pada Sabtu (25/7).
Adapun swab test terakhir Timnas Indonesia dan Timnas U-19 dilaksanakan pada, Kamis (30/7). Sebelumnya, para pemain juga sudah satu kali menjalani rapid test dan dua kali swab test sejak tiba di Jakarta pada, Kamis (23/7).
“Latihan hari ini belum bisa dilaksanakan di lapangan karena masih menunggu hasil lengkap swab test semua pemain yang dilakukan hari Kamis lalu,” kata Media Officer PSSI, Bandung Saputra. “Terkait info latihan selanjutnya, akan kami update sambil menunggu info dari tim,” sambungnya.
Beredar dugaan kalau tiga pemain dari Timnas Indonesia dan Timnas U-19 reaktif Covid-19. Alasan itu pula yang diduga membuat latihan ditunda sampai satu pekan. Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, berkali-kali membantah kabar tersebut. Ia menyebut bahwa penundaan latihan merupakan permintaan Shin Tae-yong selaku pelatih kedua kelompok timnas.
Kondisi ini pun memunculkan pertanyaan besar tentang apa yang terjadi di dalam PSSI dan Timnas. Pasalnya, jika hanya menunggu hasil swab test sejatinya tidak perlu berhari-hari.
“Yang pertama bahwa PSSI melakukan untuk swab kami hormati karena tak ada gunanya mereka latihan jika kondisi fisik terganggu atau seandainya satu atau dua yang kena itu pasti terganggu. Jadi inisiatif PSSI melakukan swab test itu bagus, kami apresiasi,” kata Gatot dikutip dari detiksport.
“Tetapi, yang namanya menunggu (hasilnya) tak terlalu lama. Di Kemenpora saja kemarin sempat swab massal, hanya hitungan berapa jam, sudah keluar hasilnya. Jadi tidak perlu tunggu berhari-hari,” dia menjelaskan.
Gatot menilai ada yang ditutup-tutupi PSSI. “Tadi saya katakan, mundurnya kami bisa paham. Itu bagian bentuk kehati-hatian dari mereka. Karena kami yang memunculkan surat edaran bahwa olahraga yang body contatctnya tinggi, apalagi dipersiapkan Timnas, jadi harus hati-hati. Tapi mundurnya pelatnas Timnas ini tak boleh berulang. Harusnya jika memang ada yang terindikasi tak apa-apa.”
“Kami meminjam istilah dari WHO, bahwa mereka yang terkena Covid-19 bukan hal nista. Makanya disampaikan saja daripada muncul curiga satu sama lain. Karena tidak ada keterbukaan jadi terdampak dan menjadi cluster baru,” tambahnya. (sr)