Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Transisi pemulihan ekonomi secara nasional, bersamaan dengan terus memaksimalkan upaya memutuskan mata rantai virus Corona, menjadi pekerjaan besar saat ini. Sehingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menjadi ikon sekaligus pilihan membangkitkan ekonomi nasional setelah terpuruk akibat hantaman dampak Covid-19.
Sebagaimana diketahui
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melansir sebanyak 3,79 juta UMKM, sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta.
Di Banyuwangi sekitar 10.000 UMKM segera menerima teknologi pembayaran digital dari DANA, guna
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dalam rangka pemulihan setelah terpuruk di masa pandemi Covid-19.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis (30/7/2020), menyatakan bahwa
sudah bertemu CEO DANA, mereka akan mendigitalisasi 1.000 UMKM. Ini akan mengakselerasi kinerja UMKM, dengan harapan UMKM bisa terus menjadi basis penyerapan tenaga kerja, sekaligus mengembalikan kondisi ekonomi saat ini.
Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan untuk penanganan Covid-19 terintegrasi di Provinsi Jawa Tengah, Semarang, yang disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (30/6/2020), menjelaskan bahwa situasi dan kondisi
ekonomi Indonesia memang sedang mengalami tekanan akibat dampak Covid-19. Dan dalam
beberapa kali berbicara mengenai krisis ekonomi dan kesehatan di Indonesia, akibat pandemi virus Corona, Presiden Jokowi meminta agar menghadapi secara bersama-sama, krisis kesehatan dan krisis ekonomi.
Jokowi menjelaskan soal krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini. Di antaranya suplai barang dan produksi sudah mulai terganggu. Hal ini pada akhirnya membuat aktivitas perekonomian lumpuh total. Bahkan, pada kuartal pertama masih bisa tumbuh keadaan normal di atas normal. Tapi kuartal I kemarin kita (ekonomi) tumbuh 2,97%. Tapi di kuartal II kita sangat khawatir kita sudah berada pada posisi minus.
Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional hanya sebesar 2,5 persen pada tahun 2020 atau terpangkas setengahnya setelah pada tahun 2019 tumbuh 5,0 persen. Hal ini disebabkan oleh pandemi virus corona yang menjangkiti berbagai wilayah nusantara.