Tajuk  

Kurban Masa Corona, Berbeda Tetap Ibadah

Kurban Masa Corona, Berbeda Tetap Ibadah
Djoko Tetuko Abdul Latief

Di masjid makam Syaikhona Kholil Bangkalan Madura, menyelenggarakan dengan protokol kesehatan masker, cuci tangan, semprot sanitizer, tetapi sholat Jumat dengan tetap shof rapat dan lurus. Masjid ini ketika khotbah semua dilaksanakan dengan berbahasa Arab. Peziarah dari luar kota membludak seperti hari biasa.

Seperti ibadah haji di tanah suci, juga mengeterapkan protokol Covid-19 dengan ketat, dan menjaga jarak antar jamaah haji dengan membatasi jumlah, juga pengawasan khusus dari petugas.

Di Palbatu, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, sesuai dengan pernyataan Ketua RT O2 Syaiful Hasan bahwa karena ada warga terpapar Infeksi virus Corona, maka sholat Idul Adha ditiadakan dan penyembelihan hewan kurban hanya kambing saja.

Potret sholat Idul Adha dan penyelebihan hewan kurban, dari beberapa tempat selama masa pendemi virus Corona, ternyata ibadah tetap dilaksanakan dengan berbeda-beda model dan kebijakan. Namun semua sama-sama berusaha membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Mengingat perbedaan dalam mengambil kebijakan selama masa pandemi Covid-19, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan ketentuan. Demikian juga seperti DKI Jakarta, Kota Surabaya Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik, basis daerah zona merah,?juga beberapa daerah sudah mengeluarkan surat edaran, tetapi lebih fleksibel dan semua penyesuaikan dengan kondisi di wilayahnya masing-masing.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “perbedaan antarumatku sebuah rahmat”. Jika perbedaan itu, sama-sama dipahami dan dimengerti, bukan dijadikan saling mengolok-olok. Juga bukan saling menjatuhkan. Yang pasti bahwa ibadah dalam masa pendemi Corona berbeda-beda, tetapi tetap semua menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan menjalankan fatwa dengan penuh keikhlasan. Inilah sebuah keberagaman tetapi menyatu dalam suasana terjaga, sejuk, aman dan nyaman. MasyaAllah. (@)