Tajuk  

Haji Akbar dan Puasa Arafah

Haji Akbar dan Puasa Arafah
Djoko Tetuko

Dasar hukum yang digunakan oleh masyarakat adalah hadits, bahwa :

“Seutama-utama haji adalah hari Arafah dan apabila ia bertempatan dengan hari Jum’at, maka (haji ketika itu) lebih utama daripada 70 haji yang wukufnya selain hari Jumat.

Haji Akbar tinggal menunggu detik-detik terakhir, ketika tidak kurang 1.000 jamaah haji wukuf di Arafah. Semua terjadi karena pandemi Covid-19. Dimana semua wajib meyakini bahwa virus Corona adalah keajaiban dunia, dan keajaiban di mana pun, hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui. Ketetapan Haji Akbar dalam pembatasan juga kehendakNya.

Bagi umat Islam, hari Rabu dan Kamis (8 dan 9 Dzulhijjah), dianjurkan untuk melakukan amal saleh termasuk puasa sunnah tarwiyah dan Arafah. Dimana disebutkan bahwa keutamaan puasa sunnah tersebut “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

Sedangkan hadits riwayat Ibnu ‘Abbas RA dalam Sunan At-Tirmidzi, menyebutkan ; “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiada hari lain yang disukai Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini,’” (HR At-Tirmidzi).

Hadits lain memperkuat anjuran amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah. Hadits berikut ini menunjukkan keutamaan amal saleh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, menyebutkan ; “Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadits marfu’.

‘Tidak ada hari-hari di mana amal sholeh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah.’ Kemudian para sahabat bertanya, ‘Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,’” (HR Bukhari).

Dari berbagai keterangan ini, ulama dari Mazhab Syafi’i menganjurkan umat Islam untuk mengisi 10 hari pertama Dzulhijjah dengan amal sholeh termasuk puasa sunnah. Syekh M Nawawi Banten memfatwakan ;

“(Kedelapan) puasa delapan hari sebelum hari Arafah (dianjurkan) bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji,”

Sekedar saling memberikan informasi, bagi umat Islam jika belum sempat puasa sunnah 8 hari atau beramal sholeh lain pada awal Dzulhijjah, masih ada kesempatan puasa Arafah, masih ada ibadah menyembelih hewan kurban.

Senyampang berdoa virus Corona segera bersahabat dengan umat manusia di seluruh dunia. Sekaligus memanjatkan doa supaya sedikit jamaah haji ketika wukuf di Arafah diridloi dan diterima sebagai haji mabrur. (JT/bbs)