Tarekat, Generasi Muda Ditengah Pandemi

Tarekat, Generasi Muda Ditengah Pandemi
Dr. H. Muhtadi Mahfudh,M.Ag

Kondisi ini terus berkembang hingga sekarang di bawah kemurshidan Gus Mujib Musta‘in yang berpusat di gedung Mujahadah Undar Jombang, tarekat semakin banyak diminati murid-murid baru dari kalangan generasi muda, misalnya dari Mataram, Tabanan Bali, dan sebagian wilayah Jawa Timur seperti, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, dan yang lain.

Hal serupa juga terjadi di banyak tarekat seperti, TQN Kedinding Surabaya (Kiai Asrori), TQN Suryalaya (Abah Anom), dan masih banyak tarekat yang diminati oleh generasi muda dan kelompok tertentu. Mereka mulai dapat merasakan pentingnya menjadi murid tarekat, agar hatinya terhindar dari sifat riya’, sombong, malas, dan sifat-sifat tercela lainnya.

Generasi Muda dan Tarekat

Generasi muda dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, cenderung berpikir kritis dan rasional, serta mudah terpengaruh terhadap sesuatu yang bersifat negatif, itu lebih disebabkan karena belum memiliki pengetahuan yang luas dan prinsip yang kuat. Fenomena yang berkembang di masyarakat seperti tersebut di atas, dibutuhkan seorang figur yang dapat diteladani dalam banyak hal serta menjadi pembimbing sepiritual yang mempunyai sanad atau silsilah (mata ranatai) yang bersambung hingga Nabi Muhammad saw.

Wakil sekjen Jam’iyyah Ahli al-Tariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyyah (JATMAN), Hamdani Mu‘in melihat adanya perubahan paradigma di masyarakat bahwa tarekat tak hanya dilihat sebagai urusan spiritualitas, tapi juga berkaitan dengan gerakan sosial. Jamaah tarekat kini lebih banyak terlibat ke  penguatan ekonomi dan sosial dalam bermasyarakat dan berbangsa.

Menurutnya, untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa, seseorang harus bisa memberikan kontribusinya di tengah masyarakat. Untuk itu, pengamal  tarekat hendaknya berperan di tengah masyarakat dengan bekal iman dan takwa kepada Allah SWT. Karena itulah gerakan sosial dan keagamaan ini tidak hanya diminati kalangan generasi tua, tetapi jug diminati oleh masyarakat lintas  profesi dan generasi.

Untuk semakin meningkatkan spiritualitas sekaligus menyalurkan kepedulian sosialnya, para pemuda tarekat, kini diwadahi dalam sebuah lembaga bernama Mahasiswa Ahl Al-Tariqah Al-Mu’tabarah Al-Nahd}iyyah (MATAN).  Melalui lembaga ini para pemuda tarekat memiliki keseimbangan intelektual, spiritual, dan nasionalisme.

Lembaga yang terbuka bagi semua pemuda dari kalangan manapun, ini menerapkan lima prinsip dasar yang wajib dicapai oleh kadernya, yaitu memiliki kemampuan intelektual yang baik, memiliki peningkatan kualitas ibadah, jauh dari penyakit hati, patuh dan taat kepada Allah SWT, Rasulullah saw dan guru-guru murshid, termasuk pimpinan sebuah lembaga serta mengabdi kepada umat, agama dan bangsa. MATAN menyinergikan bagaimana intelektual itu maju, tetapi juga spiritualitas dan moralitas tetap dibangun.

Tarekat memberikan pelajaran bahwa manusia itu terdiri dari dua aspek yakni rohaniah (spiritual) dan jasmaniah (material), kedua aspek ini harus dipenuhi secara seimbang dan berkesinambungan yang dibimbing oleh murshid, agar manusia dalam menjalani hidupnya tidak mengalami kegelisahan dalam kedua aspek tersebut.

Setidaknya dapat mengurangi tingkat kegelisahan yang dialami dalam menempuh kehidupan sehari-hari serta mengetahui solusi yang harus dilakukan untuk menghilangkan kegelisahannya.

Pada saat adanya QOVID 19 ini, bahwa KBM di semua lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi menggunakan daring guna mencegah penularan QOVID 19. Sebagian besar tempat-tempat ibadah juga di tutup, kegiatan sosial keagamaan juga nyaris libur, bahkan khususiyah yang merupakan rutinitas mingguan dan bulanan murid tarekat baik di pusat maupun daerah juga diliburkan sementara.

Walau demikian halnya, nampaknya murid tarekat tetap tenang dan waspada karena telah di baiat (janji setia) oleh murshid agar hatinya selalu online kepada Allah SWT(berdzikir kepada-Nya) minimal sehari semalam lima kali, dengan mengadakan rabit}ah kepada guru (menghadirkan wajah murshid) untuk bisa wusul (bersambung) kepada Allah SWT.

Dengan bersambungnya hati kepada-Nya dalam setiap saat yang dibimbing oleh murshid inilah diantara salah satu yang menjadi motivasi untuk menjadi murid tarekat. Semoga sisa usia ini, bisa kita manfaatkan untuk mengabdi kepada Allah SWT dan mengemban ilmu yang bermanfaat bagi sesama. Wallahu  waliyyuttaufiq wannajah. (*)