JAKARTA (WartaTransparansi.com) —
Demi melancarkan keinginan melanjutkan kembali Liga 1 2020, PSSI menyatakan siap menanggung penginapan klub dari luar Pulau Jawa. Induk organisasi sepak bola nasional itu telah menyiapkan DI Yogyakarta sebagai kandang klub-klub tersebut.
Dalam rapat virtual yang diikuti klub Liga 1 beberapa waktu lalu, salah satu opsi melanjutkan Liga 1 adalah dengan memusatkan seluruh pertandingan di Pulau Jawa dan Bali untuk meminimalisasi penularan virus corona.
Ketua umum PSSI Mochamad Iriawan mengutarakan, salah satu keuntungan klub bermain Yogyakarta karena ada rekannya yang merupakan pengusaha hotel bersedia menyediakan tempat penginapan.
“Pertamanya kami diminta 25 persen. Kemudian saya bilang: ‘bagaimana kalau gratis?’ Akhirnya gratis dengan sekali makan,” kata pria yang akrab disapa Iwan Bule ini diwartakan laman Antara.
Sedikitnya ada lima klub Liga 1 yang berada di luar Pulau Jawa dan Bali, yakni Persiraja Banda Aceh, Borneo FC, Barito Putera, PSM Makassar, dan Persipura Jayapura.
Menurut Iwan Bule, selain banyak stadion mumpuni, sarana transportasi di Jawa juga sangat mudah. “Kami fokuskan di Yogyakarta agar tidak wara-wiri. Kalau tim yang di Pulau Jawa itu dengan menggunakan jalan tol saja sudah sampai,” ucap Iwan Bule.
Sementara itu, duta besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno menyarankan PSSI mengadopsi protokol kesehatan di Bundesliga bila ingin melanjutkan kompetisi untuk mencegah penularan virus.
Arif mengatakan, federasi sepakbola Jerman (DFB) dan pemerintah telah menyusun protokol, seperti pengaturan di dalam lapangan saat pertandingan, pengaturan kehidupan pemain beserta keluarganya, lalu tata cara peliputan media hingga pelaksanaan latihan.
“Saat ini referensi yang bagus yang bisa kita pelajari untuk mengambil keputusan apakah liga bisa dilakukan lagi, dapat merujuk ke protokol yang sudah disusun dan diterapkan di Liga Jerman. Keluarga pemain dan staf pemain secara sukarela melakukan tes PCR secara reguler. Lalu tes PCR ini juga diberlakukan sebelum pertandingan, dan dilakukan secara berkala,” ujarnya.
Kendati demikian, Arif mengakui menurunnya angka penularan virus corona di Jerman tak lepas dari kesigapan pemerintah dan peran masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah Jerman juga memberikan dana insentif bagi masyarakat sipil hingga pelaku usaha agar perekonomian tidak ambruk.
Atas dasar perkembangan ini akhirnya diputuskan Bundesliga dibuka atas dasar kemampuan Jerman di kesehatan. Tingkat infeksi yang rendah membuat Bundesliga dibuka tapi dengan guide lines,” kata Arif. (sr)