Ekbis  

Pemerintah Buka 93 Wilayah Hijau, Segera Menyusul 136 Wilayah Kuning

Pemerintah Buka 93 Wilayah Hijau, Segera Menyusul 136 Wilayah Kuning
Menko Ekonomi Airlangga Hartarto (kiri)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah pada kuartal II/2020 membuat terjadinya demand shock. Kondisi itu menurutnya membuat lembaga pemeringkat Moody’s memprediksi pertumbuhan Indonesia akan negatif.

Kendati demikian, Airlangga menyebut pemerintah sudah menerapkan kebijakan kenormalan baru. Langkah itu diharapkannya mampu menggerakan kembali mesin ekonomi.

Dia menjelaskan bahwa untuk membuka dan menutup daerah diperlukan persetujuan Pemerintah Daerah dan Gugus Tugas Covid-19. Daerah dengan status hijau artinya tidak terdampak penyebaran corona.

Adapun, daerah berwanarna kuning merupakan kota dan kabupaten dengan risiko rendah dan akan segera dibuka. Untuk 220 daerah berwarna oranye, memiliki tingkat risiko sedang dan 66 daerah berwarna merah.

“Perlu diperhatikan adalah pergerakan orang dari merah dan oranye ke daerah kuning dan hijau. Tetapi, kalau pergerakan barang sudah mulai dibebaskan,” jelasnya.

Airlangga mengharapkan kebijakan kenormalan baru dapat menjadi jalan untuk memulai kembali perekonomian. Dengan demikian, diharapkan akhir tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai sekitar 2 persen.

Peer kita Filipina dan Vietnam juga diproyeksikan tumbuh positif akhir tahun,” imbuhnya

Sebelumnya, dalam laporan bertajuk ‘Global Economic Prospects’ edisi Juni 2020, Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia pada 2020 tidak akan mengalami pertumbuhan atau 0 persen akibat dihantam dampak pandemi virus Corona (Covid-19).

Prediksi tersebut terjun bebas dari realisasi pertumbuhan ekonomi RI pada 2019 (yoy) sebesar 5,02 persen. Meski demikian, produk domestik bruto (PDB) Indonesia diprediksi bakal menanjak ke level 4,8 persen pada 2021.

Prediksi terbaru World Bank terkait proyeksi PDB Indonesia lebih rendah dari perkiraan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF). Dikutip dari laporan berjudul ‘World Economic Outlook’ edisi April 2020, IMF meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya 0,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan perekonomian Indonesia hanya tumbuh 0,4 persen pada tahun ini. Angka tersebut, menurut mantan pejabat Bank Dunia tersebut, merupakan skenario terburuk dari dampak pandemi virus Corona. (guh)