Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, menyebut metode itu sebagai clinical trial atau ujicoba klinis. Pasien yang diberikan layanan plasma, secara otomatis telah mengikuti penelitian secara nasional.
“Harus tanda tangan dan lain. Di luar negeri semuanya sama. Jadi, belum gold standart. Semoga nanti dengan clinical trial yang banyak, di Wuhan, di Amerika, dan di kita, nanti sama WHO pasti dikumpulkan, nah, ini ternyata efektif,” katanya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sebelumnya mengajak survivor Covid-19 untuk bergotong royong melakukan gerakan aksi sosial donor plasma.
Jatim baru saja mendapatkan bantuan 21 pack plasma darah untuk terapi plasma convalescent dari Kementerian Kesehatan yang diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI bersama Kepala Gugus Tugas Covid- 19 pusat Letjend TNI Doni Monardo. Akan tetapi, dengan jumlah itu hanya cukup untuk membantu sekitar 6 orang pasien covid-19 dengan gejala berat dan sangat berat.
Oleh sebab itu, lewat gerakan aksi sosial ini, Khofifah mengajak agar aksi sukarela donor plasma darah bisa lebih masif dan digencarkan. Dengan tujuan agar COVID-19 bisa disembuhkan, meningkatkan angka kesembuhan pasien COVID-19 Jatim dan menurunkan angka kematian pasien COVID-19 Jatim.
“Rumah sakit kita baik di RSUD Soetomo maupun RS Saiful Anwar di Jatim sudah memiliki teknologi yang mumpuni untuk terapi plasma convalenscent,” imbuhnya. (min)