Puslatda Jatim Harus Program Ulang Hadapi PON 2021

Puslatda Jatim Harus Program Ulang Hadapi PON 2021
Foto: Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung.

“Dengan TFH ini, harus diakui persiapan tidak maksimal. Karena kurangnya fasilitas yang dibutuhkan. Contoh di cabor renang maupun selam. Tidak mungkin atlet selam melakukannya di kamar mandi. Memang ada beberapa cabor yang masih berlatih virtual seperti catur. Tapi, mayoritas cabor sangat terganggu,” tuturnya.

Erlangga menyebut selama TFH, skala prioritas persiapannya lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan atlet. Sedangkan prestasi masuk skala prioritas ketiga. Untuk itu KONI Jatim dalam mempersiapkan atlet puslatda PON XX mendapat pengawalan dari tim psikologi, ahli gizi dan dokter.

“Saat ini ada 20 orang psikolog untuk mengawal atlet semua cabor. Juga tim fisik. Kita juga ada 16 dokter dan 8 orang ahli gizi,” jelasnya.

“Untungnya, secara mental, atlet Puslatda Jatim semangatnya masih sangat tinggi. Hal itulah yang membuat kami tidak merasa khawatir. Buktinya, saat ini banyak atlet terus bertanya kapan puslatda normal lagi.

Kapan sudah bisa berlatih lagi di lapangan. Namun, kami meminta untuk bersabar dulu. Karena kita menjelaskan risiko yang harus dihadapi. Jika terkena akan habis masa depan atlet,” tutupnya. (SR)