Kenormalan baru mulai diperkenalkan dengan tetap mengacu pada “hidup tidak normal” pada masa pandemi Corona, sehingga akan terjadi perubahan besar bukan sekedar transisi. Bahkan jika salah melangkah maka akan menimbulkan persoalan baru. Dan itu membahayakan.
Oleh karena itu, menuju kenormalan baru harus banyak membaca do’a, mohon petunjuk, rahmat, dan ridlo dari Allah SWT serta mohon hidayahNya. Supaya kenormalan baru benar-benar membuat rakyat Indonesia mampu menempuh kehidupan lebih baik, bukan sebaliknya.
Semua pihak patut ikhtiyar untuk mengembalikan kehidupan baru dengan penuh semangat baru.
Sementara transisi menuju Kenormalan baru, maka harus mampu disampaikan dengan penuh kearifan, bukan pemaksaan kehidupan. Sebab, transisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah peralihan dari keadaan (tempat, tindakan, dan sebagainya) pada yang lain.
Tetapi “masa transisi” (masa menyesuaikan kondisi belum stabil) menuju Kenormalan baru, wajib semua pihak waspada. Sebab jika salah melangkah maka kehidupan anak bangsa bakal hancur. Dan itu kerugian besar dalam menenun kembali sejarah panjang tentang kemampuan bangsa Indonesia selama ini, mampu menepis isu global dengan hidup sederhana dari desa dan kampung-kampung lama.
Kewaspadaan tertinggi dan penuh hati-hati adalah memanjatkan do’a qunut nazilah karena keadaan bangsa dan negara, daam kondisi darurat, juga ketidakpastian dan membutuhkan berbagai usaha maksimal supaya mampu keluar dari kondisi kurang menguntungkan dan masih terimbang-ambing, belum menemukan kenormalan baru bernafas Indonesia sejati dengan mayoritas penduduk bersama Islam penuh kesantunan dengan budi pekerti luhur. Juga memiliki jiwa tolong menolong dalam bahasa nusantara bernama gotong royong.
Do’a qunut nazilah ialah; “Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau pimpin”.
”Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena sesungguhnya Engkau-lah yang menentukan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engkau beri kekuasaan”.
“Dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Berkahlah Engkau dan Maha Luhurlah Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yang telah Engkau pastikan. Aku mohon ampun dan tobat kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya dan sahabatnya”.
Qunut nazilah adalah do’a untuk menangkal turunnya mala petaka. Do’a dibaca di setiap sholat fardhu pada rakaat terakhir setelah ruku’. Do’a qunut nazilah dibaca pelan saat sholat sirriyah, yaitu yang bacaanya tidak keras. Sholat ini adalah dzuhur dan ashar. Sedangkan saat sholat jahriyah, do’a qunut nazilah dibaca keras. Sholat ini meliputi subuh, maghrib, dan isya.
Bagi yang tidak hapal do’a qunut nazilah dalam bahasa Arab, bisa membacanya dalam bahasa Indonesia. Do’a tentunya harus dibaca dengan kesungguhan hati supaya berdampak positif.