Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pada proses PPDB yang dimulai pekan depan, putra-putri tenaga medis diberi kuota bersekolah di SMA atau SMK negeri di Jatim.
Anak-anak tenaga medis yang dimaksud seperti anak dari sopir ambulans, dokter, dan perawat yang ditugaskan di ruang isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan se-Jatim.
Di tempat sama, Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi, telah menganalisa proses penerimaan putra-putri para tenaga kesehatan tersebut untuk masuk ke SMA/SMK negeri.
Berdasarkan analisa, kata Wahid, dari jumlah RS rujukan di Jatim sebanyak 99 unit yang tenaga kesehatannya berjumlah 10 hingga 40 orang per rumah sakit, maka totalnya adalah 3.960 orang (99 RS x 40 orang).
Kemudian dari jumlah kuota siswa SMA dan SMK negeri di Jatim yang mencapai 381.752 siswa, kuota yang diberikan untuk anak tenaga kesehatan sebesar 1 persen atau 3.817 siswa.
“Kami sudah asumsikan melalui analisa, anak tenaga kesehatan yang masuk jenjang SMA/SMK negeri tahun ini adalah 80 persen atau sebanyak 3.168 anak sehingga kuota masih lebih besar daripada kebutuhan atau semuanya tertampung,” katanya.
Wahid berharap dengan adanya kuota khusus tersebut, para tenaga kesehatan dapat berkonsentrasi dan fokus memberikan layanan terhadap penanganan pasien COVID-19 secara maksimal.
Para tenaga kesehatan tak perlu memikirkan proses PPDB anaknya yang akan masuk SMA/SMK karena sudah disiapkan kuota khusus. (MIN)