Sementara itu, terkait dengan tambahan kasus baru, Khofifah mengatakan bahwa yang paling banyak masih di pegang oleh Kota Surabaya dengan 84 tambahan kasus baru. Sementara daerah lainnya yaitu 4 di Sumenep, 1 di Mojokerto, 4 di Magetan, 3 di Gresik. 1 di Kediri, 1 di Jombang, 35 di Sidoarjo, 1 di Banyuwnagi, 1 di Lamongan, 3 di Bangalan, 1 di Malang, 6 di Sampang, 5 di Jember, 8 di Situbondo, 1 di Bojonegoro, dan 84 kota Surabaya.
Sedangkan untuk jumlah pasien yang berhasil dinyatakan sembuh ada tambahan 23, dengan demikian total yang sudah sembuh ada 570 orang. Tambahan tersebut yaitu 1 di Kota Probolingo, 6 di Kota Pasuruan, 1 di Madiun. 2 di Pasuruan, 3 di Sidoarjo, 1 di Malang, 3 di Probolinggo, dan 5 di Kota Surabaya.
“Kita juga berduka cita atas wafatnya 11 orang, diantaranya 2 orang di Gresik, 3 orang di Sidoarjo, 1 orang di Malang, 1 di Sampang, 1 di Situbondi, 1 di Ponorogo, dan 2 di Surabaya,” sambung Khofifah.
Disatu sisi dia juga menjelaskan bahwa Surabaya masih menjadi daerah yang paling banyak menyumbangkan kasus positif dengan jumlah kasus yang telah mencapai 2.316 atau setara dengan 54,09 %. Kemudian disusul Sidoarjo dengan 14,11% , dan Gresik 3,67%.
Recovery rate kota Surabaya juga terendah secara nasional, sementara yang paling tinggi adalah Semarang. “Ini yang juga harus dijadikan catatan kita bersama, bahwa berbagai ikhtiar kita lakukan, tenaga kesehatan bekerja luar biasanya, dari gugus tugas juga bekerja luar biasa, namun recovery rate masih terendah,” tandasnya. (guh)