Masjid dan Pesantren Dimasa Pandemi

Masjid dan Pesantren Dimasa Pandemi
Zahrul Azhar As'ad

Beberapa yang lain memilih untuk tetap memasukkan santrinya karena berfikir mafsadah (keburukan) pada akhlak yang akan timbul jika para santri tidak segera kembali ke pesantren.

Ternyata memikirkan pesantren tidak sesimpel memikirkan masjid, karena memang bentuk Aktifitas nya berbeda.

Pemerintah Harus Hadir

Banyak permaslaahn yang akan ditimbulkan dalam setiap keputusan yang diambil. Maju kena mundur kena.  Jika diputuskan menerima santri maka resikonya adalah keselamatan nyawanya , jika diputuskan tidak menerima Santri maka resikonya adalah pada keselamatan ahlak para santri dan juga yang mungkin agak tabu untuk dibicarakan adalah dampak ekonomi bagi para guru guru ngaji yang selama ini mengabdi di pesantren.

Jika opsinya adalah menerima para santri untuk kembali maka pemerintah harus  hadir dalam bentuk pembuatan protokol dan penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai. Ini tidak seberapa jika dibanding kan dengan alokasi dana ratusan triliun yang banyak diarahkan pada sektor pemulihan ekonomi. Bukankah pesantren juga berperan dalam kemerdekaan negeri ini ?

Jika opsinya adalah belum menerima para santri maka pemerintah kita harus memikirkan bagaimana acara para santri tetap bisa tersambung secara daring sehinga masih bisa melanjutkan proses belajar mengajar dari rumah masing masing walau pasti dengan kualitas yang menurun.

Selain itu pemerintah tidak boleh abai untuk memikirkan bagaimana nasib para guru ngaji dan ustad yang selama ini terlibat dalam membimbing santri .

Masalah pandemi ini memang rumit dan akan makin rumit jika pemerintah masih jalan sendiri sendiri tanpa ada road map yang jelas serta tidak mau melibatkan unsur masyarakat, pemerintah seyogyanya melibatkan ormas ormas yang memiliki akar kuat hingga kebawah misalnya muhamadiyah atau nahdlatul ulama.

New normal itu bukan lah slogan semata  tetapi sebuah tatanan budaya hidup baru yang akan bisa terlaksana jika semua unsur masyarakat dilibatkan secara masiv.

Semoga masjid segera dapat beroperasi dalam konsep new normal.

Semoga para kiyai dan santri segera bisa kembali mengaji walau dengan sedikit perubahan dalam pelaksanaan nya serta mampu bisa menjadi penggerak terwujudnya new normal yang menjauhkan dari konsep herd imunity yang beresiko tinggi.

Semoga pemerintah bisa fokus menyelesaikan masalah pandemi ini tanpa dibumbui kepentingan kepentingan politik yang tidak berlandaskan nilai nilai kemanusiaan. (*)