Opini  

Surabaya Juara Corona, Gotong Royong Dukung Kampung Wani Transparansi (bagian-5)

Surabaya Juara Corona, Gotong Royong Dukung Kampung Wani Transparansi (bagian-5)
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)

Salah satu program prioritas Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 ialah “Kampung Wani” dengan beberapa ketentuan pokok guna mendukung upaya memerangi penyebaran virus Corona, di wilayah Kota Surabaya.

Sedangkan angka terinfeksi pandemi di kota pahlawan sudah mendekati dan bersaing dengan DKI Jakarta dan Jabar.

Laju penambahan kasus terinfeksi virus Corona di Surabaya, mengantar kota pahlawan Juara Corona di Jawa Timur dan bersaing dengan Jakarta untuk katagori kota besar. Sebuah keprihatinan.

Sebaliknya kota-kota penyangga Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, dan Depok sudah tertinggal jauh dalam jumlah kasus terinfeksi Covid-19.

Oleh karena itu, dalam PSBB babak ketiga hingga 8 Juni 2020, seluruh warga Surabaya wajib saling mendukung dalam hal transparansi semua permasalahan terkait “Kampung Wani” (Kampung Berani), dimana diharapkan kampung ini secara mandiri mampu menyelesaikan semua masalah informasi publik, baik informasi serta merta, informasi secara berkala, maupun Informasi setiap saat.

Seluruh jajaran di Jatim , Forkompimda Jatim, wajib memfokuskan seluruh upaya bersama-sama melawan Covid-19 di Surabaya dengan membuka informasi publik kepada masyarakat luas, sehingga akan berdampak positif terhadap warga. Apalagi dalam waktu dekat 31 Mei 2020, Kota Surabaya juga merayakan Hari Jadi ke-727, memfokuskan bersama-sama melawan pandemi virus Corona dengan cluster paling wani di tingkat kampung atau RW dan RT.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti beberapa waktu lalu mengatakan, konsentrasi dan fokus pada penanganan Covid-19, menunda tiga agenda besar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). Penundaan sementara kegiatan rangkaian HJKS ini sebagai langkah meminimalisir kontak atau hubungan langsung. Sebab, dalam event tersebut, terjadi pengerahan massa yang dinilai cukup besar. Yaitu; Festival Rujak Uleg, Cak dan Ning serta Surabaya Vaganza.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menggelar halal bihalal via online seusai Sholat Idul Fitri 1441 Hijriah di Rumah Dinas Wali Kota Jalan Sedap Malam Surabaya, Minggu (24/5/2020). Menyatakan bahwa
meski lebaran kali ini berbeda dari biasanya, namun tetap meminta kepada masyarakat agar tetap bersyukur.

Karena itu, Risma berharap kepada warganya agar selalu siap menghadapi kondisi apapun dan segala macam perubahan yang ada. Bagi dia, tidak ada sesuatu yang paling langgeng selain perubahan. Meskipun terkadang segala macam perubahan datangnya tanpa diduga-duga.
Makanya, ia mengimbau agar warga tetap cermat menghadapi kondisi terutama di tengah pandemi Covid-19..

Presiden UCLG Aspac ini juga menuturkan, makna Hari Raya Idul Fitri adalah kemenangan. Dimana setelah melewati sebulan berpuasa hari ini tiba waktunya untuk mencapai hari kemenangan dengan saling memaafkan.

Dalam momen itu, Risma meminta kepada seluruh generasi muda untuk mengambil sisi positif dengan terus berjuang meskipun keadaannya berat. Bagi dia, ini adalah momen untuk anak-anak muda meningkatkan kemampuannya di bidang ilmu teknologi. Mengingat teknologi di masa pandemi teramat dibutuhkan.

“Mungkin suatu saat kita bisa berprestasi dengan teknologi yang kalian tekuni hari ini. Mari kita ambil semua kejadian dari sisi positifnya. Supaya bebannya berkurang,” katanya

Terakhir, ia pun meminta agar warga Surabaya saling memaafkan satu sama lain dan tetap berjuang di tengah pandemi Covid-19. Tak hanya itu, ia juga berpesan kepada anak-anak muda agar meneruskan kemerdekaan yang telah diraih para pahlawan. Berjuang untuk bangsa Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai karya.

Konsentrasi dan fokus dalam HJKS sebagai upaya mendukung penuh pelaksanaan PSBB tahap ketiga, agar tetap sasaran dan tidak memiskinkan warga Surabaya. Maka harus meletakkan dasar wani (berani), pada pondasi paling kuat, yaitu “Wani Transpransi”, berani melakukan keterbukaan informasi publik pada masa pandemi virus Corona, dan menjadi simbol keguyuban dalam gotong royong warga kota Surabaya ketika Covid-19 sudah menjauh, yaitu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat, masalah sosial, dan masalah kebersamaan masyarakat dalam menghadapi masalah apa saja.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Mohammad Fadil Imran pada saat meninjau penerapan Kampung Wani di sejumlah kelurahan di Surabaya, yakni di Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir dan Kelurahan Moro Krembangan, Kecamatan Krembangan, Senin (25/5/2020) malam, menyatakan sangat senang karena masyarakat mempunyai antusias dan respons yang luar biasa untuk membentuk Kampung Wani sebagai upaya mandiri mengelola lingkunganya guna mencegah dan mengatasi COVID-19 serta dampak yang ditimbulkannya.

Fadil optimis COVID-19 di Surabaya akan dapat dikendalikan jika kampung tangguh bisa dilaksanakan oleh seluruh Kelurahan yang berbasis RW.

Yang penting, katanya, harus lebih ditingkatkan lagi untuk pencegahan COVID-19 adalah disiplin mulai diri sendiri dan dari keluarga. Selain itu harus guyub dan gotong royong untuk saling kerjasama.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat acara Hari Jadi Lamongan ke-451 mengatakan, bahwa upaya mencegah penyebaran pandemi covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Butuh adanya partisipasi dan gotong rotong seluruh pihak agar bisa segera teratasi.

Masyarakat harus menerapkan kebiasaan normal baru dengan terbiasa memakai masker, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak atau physical distancing dan juga tidak keluar rumah kecuali urgent saja.

Diingatkan bahwa Kabupaten Lamongan hari ini menempati urutan ke-4 di Jawa Timur positif Covid-19 tertinggi. Ada sebanyak 87 kasus warga Lamongan yang terkonfirmasi positif.

Bagi seluruh warga Jawa Timur diminta pula untuk tidak mudik maupun silaturahmi di masa pandemi ini, dengan tinggal di rumah saja dan mengganti silaturahmi secara virtual.

Hal itu mengingat persentase OTG yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 di Jatim juga masih terus meningkat, mencapai 34 persen berpotensi confirm positif Covid.

Konsep sederhana pelaksanaan “Kampung Wani Transparansi” ialah setiap kampung atau rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) ditugaskan secara khusus mendata minimal ; penyebaran pandemi (merah, kuning atau hijau) dengan data dan dokumen angka; terdampak ekonomi langsung dan tidak langsung berapa; terdampak karena penyakit menahun dan usia sudah lansia. Berapa jumlah bantuan
sosial, penggunaan anggraan bagimana? Dari mana saja?, terdampak tidak langsung berakibat roda ekonomi berhenti. Jika hal itu dilakukan maka akan menjadi obat bagi warga Surabaya di mana saja.

Lebih wani lagi (lebih berani lagi), jika setelah masa pandemi Covid-19 selesai, menjadi contoh kampung wani sebagai kampung hebat bermartabat dalam menghadapi dan mengatasi berbagai permasalahan masyarkat secara gotong royong, guna menuju kehidupan masyarkat secara damai, adil, makmur, dan sejahtera. (jt)