Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Salah satu pertimbangan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bahwa kenaikan kasus penyebaran virus Corona, baik PDP, ODP, dan OTG, meroket berkejaran dengan DKI Jakarta. Bahkan Kota Surabaya lebih tepat disandingkan dengan 34 provinsi termasuk Jatim (di luar kota Surabaya), karena rata-rata menyumbangkan angka terinfeksi kasus virus Corona secara nasional 5-10 persen.
Data sampai Senin (25/5/2020) menunjukkan bahwa potensi penyebaran dan penyerangan virus Corona masih membahayakan. Apalagi beberapa wilayah masih terkesan biasa-biasa saja, tanpa ada pembatasan dalam hal-hal pokok. Kehidupan warga Surabaya masih kurang mematuhi PSBB. Juga kurang strategis dalam melakukan pencegahan secara masif.
Data sementara ada 1975 kasus virus corona di Surabaya, 1624 pasien sedang dalam masa perawatan, 179 pasien dinyatakan sembuh, sementara 172 pasien telah dinyatakan meninggal dunia.
Dari data itu, Surabaya Timur masih tertinggi dengan penyebaran kasus virus corona tertinggi yakni 679 pasien. Urutan kedua Surabaya Selatan dengan 414 kasus, kemudian Surabaya Utara 377 kasus.
Sedangkan Surabaya Pusat tercatat 282 kasus hingga saat ini, sementara Surabaya Barat masih menjadi daerah dengan jumlah kasus terendah, yaitu 223 kasus Covid-19.
Selain itu, hari ini Senin (25/5/2020) juga merupakan hari terakhir Pembatasan sosial berskala Besar atau PSBB Surabaya Raya kedua.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan bahwa data sampai 25 Mei 2020, kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 479 sehingga menjadi
22.750 kasus.
Penambahan kasus baru tersebut tercatat terjadi di 18 provinsi.
Sementara, secara total persebaran kasus penularan Covid-19 terjadi di 405 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Berdasarkan data yang dipaparkan Yuri, DKI Jakarta masih menjadi daerah dengan jumlah penularan tertinggi yakni 6.709 kasus pasien positif Covid-19.
Selain itu, ada sejumlah daerah lain yang mencatat jumlah kasus penularan cukup tinggi, seperti Jawa Timur (3.886 kasus), Jawa Barat (2.113 kasus), Sulawesi Selatan (1.319 kasus), dan Jawa Tengah (1.311 kasus).
Achmad Yurianto menandaskan, dari data yang ada tercatat pula penambahan pasien sembuh sebanyak 153 orang sehingga total 5.402 orang sembuh. Sedangkan jumlah korban meninggal dunia bertambah 21 sehingga menjadi 1.372.
Kota Surabaya dengan PSBB babak ketiga merencanakan pencegahan masif dan ini marupakan langkah kongkrit sangat positif untuk melakukan pendataan maksimal, sekaligus mengurangi penambahan kasus atau menurunkan dari angka terkini mencapai 5% untuk kasus terineksi dan diatas Jateng dan Sulsesl, sedangkan angka kematian 10% lebih dari kasus nasional
dan 10% lebih warga wafat, baik terinfeksi virus Corona maupun terdampak karena sakit yang potensi terkena infeksi. Kematian nasional (1.372) dan Surabaya (172).
Program prioritas model apa saja tidak akan mencapai harapan semua pihak, jika tidak ada kerjasama yang baik semua pihak. Gugus Tugas Covid-19 Nasional, provinsi, maupun kota Surabaya. Sebab, perkembangan terakhir Surabaya untuk menjadi baik dan mengubah dari juara Corona (karena tertinggi dibanding kota lain, termasuk kota Depok hanya 500 lebih), menjadi terkendali dan menurunkan sesuai harapan. Sehingga memerlukan ketegasan mewajibkan kehidupan budaya baru.
Salah satu program penguatan ke depan “Kampung Wani” sebagai garda terdepan pencegahan penyebaran virus Corona, merupakan upaya membantu Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, supaya lebih baik dalam menjalankan tugas, maka harus ada prioritas.
Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa hormat supaya bersama-sama secara gotong royong dalam melawan pandemi Corona menjadi kekuatan warga Surabaya, maka langkah awal ialah bersama masyarakat pers dengan menyampaikan informasi ke publik, paling tidak setiap sore atau malam menyampaikan siaran pers perkembangan terakhir. Juga langkah-langkah penanganan percontohan kehidupan dengan budaya baru ke depan.
Salah satu membumikan budaya baru tersebut, mengembalikan budaya lama di kampung-kampung Jawa masa lampau, ialah dengan mewajibkan setiap rumah disediakan tempat cuci tangan dan air untuk minum.
Juga kebiasaan menggunakan masker dan kehidupan gotong royong dengan menjaga jarak dengan tingkat kebersihan terjaga. (jt)