Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)
Surabaya Raya memasuki tahap tiga dalam pelaksanaan PSBB, namun masihkah pengamanan tetap longgar seperti sebelumya
Gambaran PSBB Surabaya Raya tahap kedua sampai tanggal 25 Mei 2020, tinggal menunggu kepastian perpanjangan. Itu berarti predikat Surabaya Raya masih potensi dalam penyebaran virus Corona masih begitu kuat.
Tetapi pertanyaan muncul, apakah perpanjangan akan menjadi kebiasaan selama virus Corona masih menyambar ke bebarapa warga secara ghoib dengan data sangat signjifikan.
Sebutan secara ghoib ini ialah OTG (Orang Tanpa Gejala), mengingat PDP dari OTG ternyata sudah berubah dari gejala batuk, bersin, atau tenggorokan gatal dan panas, kemudian berubah dengan tiba-tiba karena kota Surabaya dan sebagian kabupaten/kota di Jatim, sudah teridentifikasi jenis virus Corona minimal ada empat (Wuhan Cina, Eropa, Amerika Serikat, dan Negara Arab).
Situasi dan kondisi di Surabaya, memang sangat mengkhawatirkan, apalagi jika PSBB tahap 3 diberlakukan, tetapi di bebarapa tempat masih longgar pengeterapannya, beberapa kantor masih menjalankan aktifitas yang mengikat dengan mendatangkan orang ke kantor atau melakukan aktifitas dengan keluar rumah.
Inilah kenyataan pahit dan mengancam banyak jiwa. Sebab jika masih saja longgar (tidak ketat dalam mengeterapkan PSBB), maka tidak tertutup kemungkinan justru semakin menambah jumlah korban dan peningkatan wilayah penyebaran sekaligus jumlah PDP, ODP, OTG dan bebarapa istilah selama kasus Corona terus bertamasya.