Meneurut Heru Widi, masyarakat harus selalu cuci tangan pakai sabun, atau hand sanitizer, sosial distancing, pysical distancing, pakai masker dikala keluar rumah untuk keperluan apapun, gemar makan ikan, sayur, buah, tentu mau berolah raga disekitar rumah sendiri.
Lebih lanjut Drs Heru Widi mengutip pernyataan psikolog Dikky pelupesy ahli pandemi tanah air, bahwa ” pandemi bisa menjadi endemi” apabila respon masyarakat, dari response fight (melawan), semangat, berkesadaran besar, dan disiplin kuat melaksanakan tata aturan baru, berubah menjadi sebuah sikap prilaku yang lengah, putus asa, tiidak perduli bahkan apatis (response flight) , maka potensi pandemi menjadi endemi semakin nyata, mudah mudahan itu tidak terjadi.
Oleh karena itu Drs Heru Widi mengajak semua pihak utamanya stake holders nelayan, ulama, guru, ormas besar Islam NU, Muhammadiyah dengan semua Banom atau ortomnya, HNSI (Himpunan nelayan seluruh Indonesia), HNTI (Himpunan nelayan tradisional Indonesia) ANI (Aliansi Nelayan Indonesia), karang taruna, lembaga swadaya masyarakat, majlis ta’lim.
Bersatu padu saling menguatkan, semangat, solid utk menghadapi new normal, tata pola hidup baru, seraya berharap agar pandemi tidak menjadi endemi , ujar Drs Heru Widi Kepala Dinas Perikanan Lamongan menutup acara stake holders meeting tersebut.
“Kita berada di badai yang sama tapi tidak di kapal yang sama, biarlah kapal-kapal itu mencari jalan keluar dari badai tersebut dengan cara dan usahanya,” (guh)