Hari Raya Corona

Hari Raya Corona
Nuriyah Maslahah

Oleh : Nuriya Maslahah (WartaTransparansi.com) 

Semoga hanya tahun ini saja peristiwa sangat menyayat hati ini terjadi, Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah menjadi hampa bahkan kering kerontang seperti tidak ada peristiwa apa-apa, itulah potret Hari Raya Corona.

Potret di kampung dengan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri pada masa pandemi virus Corona menyambar sampai Sidoarjo bagian dari Surabaya Raya, walaupun tetap menyelenggarakan Sholat Id di masjid Al-Hidayah Celep Sidoarjo, dengan protokol kesehatan dan PSBB. Tetapi tetap saja hampa karena setelah itu semua seperti hilang dan menghilang.

Proses sholat semua jamaah memakai masker dan membawa sajadah dari rumah sendiri-sendiri, juga sudah cuci tangan sekaligus berwudhu, jamaah masuk melalui satu pintu, pintu pria dijaga petugas khusus dengan alat chek suhu badan dan semprotan kesehatan dengan bahan tidak membahayakan.

Demikian juga jamaah wanita dijaga petugas khusus dengan protap sama. Tidak menambahkan tempat sholat di pelataran seperti puluhan tahun sebelumnya, dan jamaah anak-anak dengan protokol kesehatan dan PSBB ditempatkan di TPQ.

Mengantisipasi jamaah dari luar yang puluhan tahun berdatangan, petugas jaga pintu RW 1 dan RW 2 Kelurahan Celep melakukan pengawasan ketat dengan tidak membolehkan jamaah di luar 2 wilayah itu masuk.

Sehingga benar-benar hanya untuk wilayah terbatas dengan jamaah yang sudah biasa melakukan sholat jamaah fardu 5 waktu, atau warga yang sholat saat merayakan Idul Fitri saja.

Suasana kampung setelah selesai sholat id, bukan tambah ramai dengan silaturrahmi gaya kampung melakukan permohonan maaf ke tetangga satu RT atau RW bahkan ke RW sebelah, sehingga kekeluargaan begitu nampak dan kuat sekali.

Hari Raya Corona Idul Fitri 1441 Hijriyah, ternyata berbeda, dan benar-benar seperti virus Corona semua menjauh bahkan jika berpapasan maka salaman dengan memberikan isyarat kedua tangan di dada.

Komunikasi Hari Raya Corona Idul Fitri, ternyata lebih didominasi dengan telepon baik melalui aplikasi tertentu maupun menggunakan video call, sehingga jarak memang seakan-akan dekat tetapi suasana kekeluargaan benar-benar hilang dan menghilang.

Sama dengan di masjid sesama muslim biasanya saudara dan saling jabat tangan, bahkan berangkulan berubah total. Itu potret Hari Raya Corona, dimana banyak kebiasaan baik hilang dan menghilang.

Dalam rumah sendiri karena beberapa saudara di luar kota, Madiun, Jombang Depok, Palu, Banjarmasin, Bangil, Magelang, Malang, Surabaya dan sekitar Sidoarjo beberapa tempat, maka semua tersambung melalui hands phone.

Hampir semua kampung dilakukan penjagaan ketat, dan keluar masuk penjagaan harus menggunakan masker dan diukur suhu badan. Hari Raya Corona merupakan percontohan kehidupan manusia di masa mendatang ketika semua sudah merasa sibuk dan komunikasi hanya dilakukan dengan handa phone atau alat komunikasi sejenis.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam ucapan selamat di televisi menyatakan betapa berat dan perbedaan pada Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, dan meminta keadaan tidak mudik (sambang, Jawa) guna menyelamatkan keluarga di kampung halaman.

Sebagaimana diberitakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga melaksanakan shalat Idul Fitri 1441 H di halaman Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (24/5/2020).

Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo serta, Kaesang Pangarep, melaksanakan shalat Id berjemaah dengan protokol kesehatan.

Shalat Id ini dipimpin Ketua DKM Masjid Baitussalam Istana Kepresidenan Bogor Muhammadun dengan khotbah bertemakan “Idul Fitri Momentum Hijrah”.

Dalam khotbahnya, Muhammadun menuturkan, Idul Fitri menjadi momentum untuk hijrah menuju kebaikan.

Muhammadun menyatakan jika sebelum Ramadhan, saling bermusuhan, saling menghina satu sama lain, banyak melakukan kesalahan, maka setelah hari raya Idul Fitri ini, mari komitmen untuk memperbaiki diri, saling rukun, saling bermaafan, saling bersatu, dan saling mempererat persaudaraan.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin melakukan ibadah Shalat Idul FItri di rumah dinas wapres di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, sekaligus menjadi imam shalat yang diikuti istri Wury Estu Handayani, keluarga inti, staf protokol Sekretariat Wapres dan anggota Paspampres Grup B.

“Shalat Id di rumah, menerima keluarga yang dekat. Anak-anak dekat, tapi saya harus atur, tidak seperti dulu, tidak dalam satu waktu. Terpaksa itu harus dilakukan sesuai protokol kesehatan. Saya bilang, sudah Lebaran pakai virtual saja,” kata Wapres Ma’ruf dalam siaran langsung di televisi swasta, Minggu.

Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, di Jakarta, Minggu, mengatakan dalam khotbahnya, Ma’ruf Amin berpesan bahwa Idul Fitri menjadi momen untuk saling memaafkan antarumat manusia.

Potret Hari Raya Corona, menjadi ujian sekaligus kontemplasi bagi umat Islam bahwa ke depan ancaman perpecahan antarumat Islam dan kehidupan umat Islam sudah di depan, sebab kini mulai kehilangan ghirah ketika tradisi dan kebiasaan ajaran Islam, mulai terkikis karena tuntutan jaman Corona. (*)