Manusia yang tidak menggunakan keimanan dan kecerdasan cenderung mudah pingsan dalam menghadapi masalah wabah yang kerasan tinggal di Indonesia ini. Kecuali yang beriman. Meski yang beriman kadang juga naik turun antara takut dan galau. Inilah ujian yang memang harus dijalani oleh manusia.
Iman perlu diuji. Dalam ujian tidak pernah ada jawaban yang diberikan lebih dahulu. Ini merupakan aturan Tuhan agar hasil dari ujian Nampak fair dan adil. Ujian bisa berupa kesedihan maupun kebahagiaan. Ketakutan dan dan kegalauan. Setidaknya ada bocoranbahan yang menjadi bahan ujian sekarang atau nanti jika terjadi musibah dengan model berbeda.
Ujian Iman Saat Takut
As-Sayyid Ja’far as-Shadiq ra. Berkata tentang ketakutan: “Aku terkesima kepada orang yang merasa ketakutan kemudian mengucapkan:
حَسْبُنَا اللُّٰ وَنِعْمَ الْوَكِيْ ل
Artinya:“Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan sebaik-baik tempat berlindung”. Sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah menjawab:
وَٱتابَعُوا۟ رِضۡوَ
ل لامۡ يَمۡسَسۡهُمۡ سُوۤء نَ ٱ للِّٰ وَٱللُّٰٰ ذُو فَضۡلٍ عَظِيمٍ ࣲ ة مِنَ ٱللِّٰٰ وَفَضۡ ࣲ فَٱنقَلَبُوا۟ بِنِعۡمَ
Artinya:
“Maka mereka kembali dengan ni’mat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS. Ali Imran:174).
Maka sesungguhnya Sayyid Ja’far ash-Shodiq ra. telah memberikan resep kepada kita untuk rasa takut dengan mengucapkan “hasbunallah wa ni’mal wakil” karena kekuatan Allah melebihi kekuatan lain yang membuatmu takut.
Ujian Iman Menghadapi Galau.
Kegalauan berbeda dengan rasa takut, karena takut adalah kekhawatiran diri karenasesuatu yang diketahui penyebabnya, sedangkan galau adalah depresi atau kekhawatiran diri karena sesuatu yang kadang tidak diketahui penyebabnya karena hal tersebut merupakan kondisi psikologi seseorang yang semrawut.
Beliau berkata: Aku terkesima kepada orang yang dilanda kegalauan, tetapi dia tidak cemas. Lalu dia mengucapkan:
لََّ إِ لهَ إِ ا لَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِن يْ كُنْتْ مِنَ ال ا ظالِمِيْ ن
Artinya:
“tidak ada tuhan selain Engkau ya Allah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat zhalim’.
Maka sesungguhnya setelah itu aku mendengar Allah menjawab:
فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهۥُ وَنَ ا جيۡنَ هُ مِنَ ٱلۡغَ م وَكَذَ لِكَ نُنْجِی ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
“Maka Kami telah mengabulkan do’anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiya: 88) Dengan adanya resep ini setidaknya kita bisa bisa punya tambahan keimanan pada kebesaran Gustialah dan Gustialah mengabul doa kita kita menjadi manusia yang tidak takut dan tidak susah dalam menghadapi segala urusan.
، اَللٰهُ ا م صَ ل عَلَى سَي دِنَا مُحَ ا مدٍ صَلََةً تُخَلِ صُ بِهَا لَنَا مِنَ الْهَ م وَالْحَزَنِ، وَمِنَ الْعَجْزِ وَالْكَ سَلِ ، وَمِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
…وَتَرْزُقُنَا بِهَا صِ ا حةً وَعَافِيَةً، وَسَعَادَةً وَسَلََمَةً وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِ مْ، آمِيْنَ
“Ya Allah, berilah kasih sayangMu kepada panutan kami nabi Muhammad, yang dengan kasih sayang itu Engkau bebaskan kami dari rasa sedih dan gelisah, dari sifat lemah dan malas, dari sikap pengecut dan kikir. Dengannya pula Kau anugerahi kami sehat dan sejahtera, bahagia dan keselamatan. Berilah kasih sayang-Mu dan keselamatan juga kepada keluarga dan shahabatnya. Aamiin YRA. (*)