Malam itu, Gubernur Khofifah juga mengakui bahwa 500 itu adalah angka tetinggi di Jawa Timur. Yang menjadi problem adalah, mereka yang terjangkit itu tidak berterus terang. Ketika pasien mengaku dari kota A, pemerintah setempat tidak mengakui atau sebaliknya.
Juga ada di daerah tertentu melakukan pemulasaraan jenazah, keluarga tidak mau tau, tidak menengok atau tidak mau datang. Kasus semacam ini juga terjadi pada pasien positif. Keluarga ada yang tahu,tapi juga banyak yang tidak tahu ketika salah satu keluaganya terjangkit positif Covid-19.
Dalam penanganan Covid-19, Khofifah mengatakan ada dinamika baru bahwa di Surabaya yang tadinya 21 persen OTG (orang tanpa gejala) potensial terkonfirmasi positif, lalu naik lagi 26 persen, hari ini naik lagi menjadi 34 persen terkonfirmasi positif.
Pada posisi ini betapa kewaspadaan harus dilipatgandakan. Padahal mereka tanpa gejala demam, sesak nafas, bahkan tanpa batuk. Tapi ternyata positif. Sebenarnya hanya satu yakni disipin.
Dalam suatu riset hasilnya disebutkan bahwa, teryata pengunaan masker memberikan efektivitas 60 persen menghentikan penyebaran Covid-19. kata Khofifah.
Pihaknya juga mengatakan, pada bulan ini ada 800 tenaga PMI (Pekerja Migran Iindoneia) masuk Jawa Timur. Sebagian mereka masa kontraknya sudah habis. Hari ini ada133 tenaga PMI yang datang, setelah di rapid test ada 1reaktif dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Sedangkan yang 132 dibawa ke BPSDM Pemprov Balungsari untuk dilakukan observasi. Kami minta semua bupati dan walikota mengetahuiada warganya yang episentrum tertentu, lalu untuk dilakukan isolasi.
Sementara beberapa rumah sakit yang menampung pasien positif, PDP dan ODP juga terus bertambah sehingga rumah sakit rujukan mulai kewalahan. (min)