SURABAYA – Partai Golkar Kota Surabaya masih adem ayem (tenang) menghadapi Pilkada serentak September tahun 2020. Hingga hari ini, panitia penjaringan belum dibentuk dan masih menunggu petunjuk dari DPP.
Ketua DPD Partai Golkar Surabaya Blegur Prijanggono tidak mengelah bahwa partainya belum membuka pendaftaran.
Meski kesannya terlambat, namun diharapkan tidak sampai ketinggalan kereta. Apalagi ditinggal. “Golkar Surabaya masih menunggu petunjuk DPP,” tegasnya.
Tapi jika ada tokoh yang akan maju dan diusung Golkar, silahkan berkampanye alias rajin menemui calon pemilih dulu sebelum mendaftar agar popularitas dan elektabilitasnya tinggi.
Menurutnya, pijakan awal calon yang di usung partai Golkar adalah hasil survei. Selain masih ada persyaratan lainnya. Ada 10 lembaga survei yang telah ditunjuk Partai Golkar, dan calon Golkar bisa memilih 3 dari 10 lembaga survei tersebut.
“Nantinya calon tetap harus mendaftar jika tim sudah dibentuk dan diumumkan resmi,” ungkap Blegur.
Menurut anggota DPRD Jawa Timur itu, komunikasi politik dengan partai yang bermukim di Yos Sudarso tetap di lakukan.
Tujuannya, mencari teman berkoalisi. Golkar tidak lagi berfikir menjadi partai pendukung melainkan harus menjadi partai pengusung. Dari tahun ke tahun posisi Golkar tetap pengusung, tegasnya.
Hingga detik ini kandidat yang sudah bertemu pengurus DPD adalah Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, karena Gus Hans adalah kader partai yakni wakil ketua DPD Golkar Jawa Timur.
Namun bagitu, Golkar bisa saja mengusung non kader misalnya dari unsur birokrat baik itu dari ASN Pemkot Surabaya maupun Provinsi.
Menjawab pertanyaan soal teman koalisi, lagi lagi Blegur tak menjawab pasti. Syarat mendaftar ke KPU 10 kursi, Golkar punya 5 kursi. Syukur syukur nantinya lebih dari 10 kursi. Karena itu komunikasi politik mesti lebih inten.
Akhir Februari mudah mudahan saja sudah ada titik terang. Sebab itu kami rajin bertemu dengan calon koalisi. Golkar Surabaya juga terus melaporkan ke DPD Provinsi dan DPP, pungkas Blegur. (min)